Inovasi Nelayan Pulau Bungin Kembali Mendapat Bantuan Senilai Rp 1,2 Miliar dari Kemendes PDTT
Proyek budidaya ikan kerapu di Pulau Bungin ini bisa menjadi proyek percontohan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SUMBAWA - Dinilai sukses mengembangkan budidaya Ikan Kerapu jenis Cantang dengan sistem keramba jaring apung, kelompok nelayan Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, kembali mendapatkan bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk barang seperti rumpon apung 2 unit, landasan apung 1 unit, alat pembersih jaring keramba (sprayer) 3 unit, lemari pendingin freezer 3 unit, jaring nilon besar 12 unit, dan jaring nilon kecil 12 unit. Semuanya kira-kira senilai Rp 1,2 miliar.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian yang diberikan oleh Kemendes PDTT pusat kepada nelayan Pulau Bungin ini,” ujar Tison, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Kerapu Pulau Bungin dalam keterangan pers, Selasa (23/1/2018).
Acara penyerahan bantuan dilakukan dalam seremoni sederhana ditengah hujan rintik-rintik di area keramba jaring apung Pulau Bungin, Minggu, 21 Januari 2018.
Direktur Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar, Kemendes PDTT, Hasrul Edyar mengatakan, proyek budidaya ikan kerapu di Pulau Bungin ini bisa menjadi proyek percontohan.
Baca: Manfaatkan Keramba Ikan Kerapu, Nelayan Pulau Bungin Bangun Restoran Apung
"Karena tidak saja sukses dalam budidaya ikan kerapu-nya, tetapi juga sukses menciptakan lapangan kerja baru yakni di atas area keramba jaring apung, kini dibangun restoran-restoran untuk wisata kuliner seafood. Pulau Bungin kini telah menjadi destinasi wisata kuliner favorit Sumbawa. Kreatifitas yang bagus,” ujar Hasrul.
Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, sejak dulu populer dijuluki ‘Pulau Terpadat di Dunia.’ Pulau seluas 8 hektar ini, dihuni lebih 4.000 penduduk.
Saking padatnya rumah penduduk, bahkan tanaman hijau pun tak nampak.
Kambing dan binatang piaraan, mencari makan dari sisa sampah yang berserakan di gang.
Sejak awal 2000-an, pemerintah setempat membuatkan jalan yang menghubungkan pulau ini dengan daratan, sehingga mengurangi isolasinya dari orang luar.
Pada 2015, Kemendes PDTT melalui Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu merintis program budidaya Ikan Kerapu di pulau ini, sebagai tawaran alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Bungin selain bekerja sebagai nelayan tradisional.
Baca: Nelayan Pantura Dapat Gunakan Cantrang, Ganjar Ucapkan Ini untuk Menteri Susi
Saat itu, Kemendesa PDTT memodali kelompok nelayan setempat dengan sarana dan prasarana perikanan senilai Rp 2,2 miliar, berwujud alat-alat budidaya ikan kerapu. Terdiri 11 unit keramba jaring apung, 27.000 benih ikan, pakan ikan, dan satu unit perahu jungkung.
"Ikan kerapu Cantang yang dibudidayakan ternyata cocok dengan perairan Pulau Bungin. Cepat besar, dan bisa dipanen usia 6 – 8 bulan. “Dalam sekali panen, bisa menghasilkan ikan kerapu hingga 4 ton,” ujar Tison.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa, Dirmawan, program hibah dari Kemendesa PDTT ini, juga dilaksanakan di 2 lokasi lain di Kabupaten Sumbawa, yakni di Desa Labuhan Bajo, Kecamatan Alas, dan di Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Torano.
Program budidaya ikan kerapu serupa ini juga sedang dilaksanakan di kabupaten lain, seperti di Kabupaten Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara; Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara; Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara; Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah; Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat; dan Kabupaten Rotedao, Nusa Tenggara Timur.
“Namun, yang paling kelihatan hasil positifnya yang di Pulau Bungin ini,” ujar Hasrul Adyar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.