Gerhana Datang, Warga Gunungkidul Pukul Kentongan dan Mengungsikan Wanita Hamil
Masyarakat Gunungkidul memiliki tradisi yang unik dalam menyambut fenomena gerhana bulan.Tradisi itu mereka lakukan dalam kemunculan Super Blue Blood
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Masyarakat Gunungkidul memiliki tradisi yang unik dalam menyambut fenomena gerhana bulan.
Tradisi itu mereka lakukan dalam kemunculan Super Blue Blood Moon, kemarin.
Mereka melakukan tradisi 'klotekan' atau pukul kentongan saat gerhana terjadi. Mereka juga menyembunyikan wanita hamil ke bawah tempat tidur.
Baca: Seperti Apa Penampilan Marion Jola Saat Belum Dikenal Publik? Ini Deretan Foto-Fotonya
Tradisi yang telah dilakukan selama ratusan tahun ini ternyata memiliki mitos di baliknya. Cerita mitos tersebut dikenal oleh masyarakat dengan nama Gugon Tuhon.
Hal tersebut dituturkan oleh salah seorang sesepuh Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Tukijo.
Ia menuturkan, menurut cerita tersebut fenomena gerhana ini berdasarkan cerita mitos adanya 'buto' atau raksasa yang memakan bulan atau matahari, hingga bulan atau matahari tersebut hilang ditelan raksasa tersebut.
"Masyarakat disini percaya tentang fenomena gerhana matahari dan bulan ialah adanya raksasa yang memakan matahari," ujar Tukijo, Rabu (31/1/2017).
Lelaki yang dikenal dengan nama Mbah Jo itu melanjutkan, warga memukul kentongan atau lesung berkali-kali, untuk menciptakan suara gaduh.
Baca: Haru, Sewa Orang untuk Pura-Pura jadi Anaknya di Depan sang Istri, Pria ini Punya Alasan Memilukan
Bebunyian ini dipercayai oleh mereka dapat mengusir raksasa yang menelan bulan atau pun matahari tersebut.
"Masyarakat memukul kentongan, dan lesung. Bunyi-bunyian ini untuk mengusir raksasa yang mengambil bulan," ujarnya. (*)