Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria yang Dongkol pada Sindiran 'Kapan Kawin' Lakukan Rekonstruksi Pembunuhan Tetangganya yang Hamil

Faiz Nurdin (28) tega membunuh tetangganya sendiri yang tengah hamil tua, Lis Aisyah. Pembunuhan itu dipicu pertanyaan korban "kapan kawin?"

Penulis: Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Editor: Nurmulia Rekso Purnomo


"Motifnya sakit hati karena omongan korban yang bilang agar pelaku segera menikah karena teman sebayanya sudah punya anak," ucap Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna saat ekspose kasus pembunuhan tersebut di Mapolres Garut, Senin (29/1/2018).

Menurut penuturan Budi, pelaku melewati rumah korban saat hendak mengunjungi rumah neneknya.

Korban, yang sedang duduk di depan rumah, sambil bercanda, menanyai pelaku perihal kapan masa lajangnya berakhir.

Pelaku rupanya jengkel lalu mendatangi rumah korban usai maghrib dengan alasan bertamu.

"Korban menyuguhi minuman. Saat akan menyimpan Al Quran, pelaku mengikuti dari belakang, mendorong korban hingga terjatuh, dan langsung dicekik," kata Budi.

Budi menyatakan bahwa pelaku mencekik korban hingga tewas.

Ia juga menggigit jari korban hingga berdarah, yang ketika itu hendak dicolokkan pada matanya sebagai bentuk perlawanan.

BERITA REKOMENDASI

Pelaku kemudian mengambil uang Rp800 ribu dan ponsel korban.

Setelah melakukan olah TKP, autopsi jenazah korban, dan meminta keterangan dari sejumlah saksi, polisi menemukan bahwa bukti-bukti mengarah pada pelaku.

"Namun, pelaku sudah kabur duluan ke Jakarta sehingga saya langsung tugaskan anggota dipimpin langsung Kasatreskrim mengejar ke Jakarta. Sabtu (27/1/2018), pelaku ditangkap di Terminal Kalideres dan terpaksa ditembak di kaki karena melawan," ujar Budi.

Pelaku mengakui telah merencanakan tindakannya, sehingga ia akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.

"Dijerat pasal berlapis, pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup," katanya.

Sementara itu, Ramdani (45), suami korban, meminta agar pelaku dihukum mati.

"Saya pasrah menerima kejadian ini, tetapi nyawa harus dibayar nyawa," kata Ramdani.

Sedangkan Aat Atikah (56), ibu korban, mengaku tidak menyimpan dendam pada pelaku, meski telah merenggut nyawa putri semata wayangnya.

"Kalau bertemu, saya mau peluk, saya mau usapin kepalanya, dan saya tanya, 'Kenapa bisa sekeji itu pada anak saya.' Saya tidak dendam, biar almarhum tenang," ucap Atikah. (Tribun-Video.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

Tonton juga:

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas