Kopi itu Jadi Minuman Terakhir Rouf Sebelum Dia Menemui Ajal
Bencana longsor di Rt 3 Rw 4 Desa Jingkang Kecamatan Karangjambu membuat Sukimin (28) terpukul. Ia harus kehilangan putra kesayangannya, Abdul Rouf.
Editor: Dewi Agustina
Solikhin tengah menggelar acara selamatan dengan bacaan tahlil untuk anaknya, Sifaul Umam (9) yang akan segera disunat.
Ada 30-an warga yang diundang untuk mendoakan anak itu menjelang masa balignya.
Beberapa bocah seusianya, termasuk Abdul Rouf ikut orang tuanya di acara itu.
Baca: Potongan Tubuh Korban Longsor yang Ditemukan di Pegunungan Lio Belum Teridentifikasi
Sukimin sempat menawari anaknya makanan sebelum pengajian digelar. Namun Rouf enggan memakan.
Rouf hanya mau minuman kopi yang hanya diseruput separuh gelas. Kopi itu jadi minuman terakhir Rouf sebelum dia menemui ajal.
Saat pengajian dimulai, bocah itu memilih masuk ke kamar untuk tidur bersama Alkaromi (7), yang juga jadi korban karena musibah itu.
Dua bocah lain, Safangatun (4), dan Sifaul Umam (9), berada di kamar sebelah.
Sampai acara tahlilan mencapai puncaknya, pukul 20.30 WIB, hujan yang sejak sore mengetuk atap rumah itu belum juga mereda.
Sembari menikmati hidangan, para peserta tahlilan memilih bertahan di dalam rumah sambil menunggu hujan reda.
Mendadak petaka itu datang. Listrik tiba-tiba padam. Tebing belakang rumah runtuh disertai suara gemuruh.
Luncuran tanah dan bebatuan yang begitu cepat tak memberi kesempatan mereka lari.
Baca: Saya Harus Menentukan Calon Pemimpin, Saya Mau Tentukan Orangnya Kurus Kering
Material longsor menjebol atap dan dinding belakang rumah hingga masuk dan mengubur orang di dalamnya.