Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria Lansia Ini Ditemukan 10 Kilometer dari Pemukiman Warga

Selain jauh dari pemukiman warga, untuk menjangkau lokasi harus melewati perkebunan kelapa, dan satu sungai

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pria Lansia Ini  Ditemukan 10 Kilometer dari Pemukiman Warga
Net
Ilustrasi mayat 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Niklas Nangon (35) kaget saat melihat sosok mayat lelaki membusuk.

Ia langsung berlari kencang,  Minggu (25/2/2018) pukul 13.00 wita di Perkebunan Auwelas Wilayah Desa Sawangan.

Saat itu Niklas Nangon akan memindahkan ikatan sapi, tak sengaja ia mencium bau busuk dan menemukan sesosok badan lelaki yang sudah terkapar.

Pemerintah Desa Sawangan meneruskan informasi ini ke Polsek Tombulu.

Kapolresta Manado Kombes Pol FX Surya Kumara yang juga mendapat informasi tersebut langsung turun mengecek bersama Kapolsek Iptu Jopi Runtu.

Jarak lokasi penemuan mayat dengan pemukiman warga sekitar 10 kilometer.

Harus melewati perkebunan kelapa, dan satu sungai.

Berita Rekomendasi

Baca: Ini Modus Prostitusi Online di Manado, Aman, Cepat Terhapus dan Pakai Kode Tertentu

Rerumputan yang lebat juga harus dilalui.

"Setelah dicek oleh anggota,jenazah lelaki tersebut kemudian diketahui bernama Marten Lumasuge (68) warga Kelurahan Banjer Lingkungan Tiga Kecamatan Tikala Kota Manado," ujar Kapolresta Manado Kombes Pol FX Surya Kumara.

Istrinya Yacomina Matulende, mengatakan sebelumnya pada Kamis (22/2/2018) pagi dia bersama suaminya Marten berada di rumah anak mereka bernama Maya Lumasuge di Perumahan Bumi Asih Blok D Nomor 6, Desa Sawangan Jaga Satu untuk menghadiri ibadah kolom.

Karena lelah mereka kemudian tidur disana.

Marten tiba-tiba terbangun karena mendengar cucunya yang bernama Delicia Kaemba (6) sedang menangis.

Marten menegur istrinya dan menanyakan mengapa cucunya menangis.

Istrinya Yacomina memberitahu bahwa cucunya menangis karena meminta makan.

Marten mengira cucunya menangis untuk meminta pulang ke rumah yang berada di Kelurahan Banjer.

Marten kemudian memaksakan diri untuk pulang sendiri ke rumah di Kelurahan Banjer.

Sesuai dengan keterangan keluarga, Marten memang sudah pikun dan sering keluar rumah sehingga korban sering dicari oleh keluarga.

Pada Kamis (22/2/2018) pukul 15.00 wita, Marten keluar dari rumah dengan menggunakan pakaian kaus lengan pendek warna abu-abu, celana panjang kain warna krem dan sudah tidak diketahui kemana arah dan tujuan korban oleh keluarga.

Pada pukul 22.00 wita istri korban tiba di rumah Kelurahan Banjer namun korban ternyata belum pulang.

Saat itu juga keluarga langsung melakukan pencarian.

Pihak Keluarga langsung melaporkan mengenai hilangnya korban di Polsek Tikala, Polresta Manado dan Pemerintah Desa Sawangan.

Selanjutnya Polsek Tombulu melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Manado dan meminta bantuan Biddokes Polda Sulut.

Pada pukul 14.30 wita Patroli Polsek Tombulu, Tim Paniki , DVI Biddokes Polda Sulut beserta tim relawan lainnya melakukan evakuasi Jenazah korban.

Sekitar satu setengah jam evakuasi dilakukan karena selain jaraknya yakni sekitar 10 kilometer dari pemukiman warga, tim evakuasi juga harus melalui sungai.

"Pukul 16.30 wita jenazah korban berhasil di evakuasi dan dibawa ke RS Prof Kandouw Malalayang," katanya.

Istri dan anak Marten bermohon kepada kepolisian untuk tidak dilakukan outopsi.

"Setelah diadakan pengamatan pada tubuh korban dan mengumpulkan baket ternyata tidak ditemukan tanda - tanda kekerasan maupun benda mencurigakan lainnya di lokasi," ujar kapolresta. (dik)

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas