Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Carok Maut di Bungurasih Bermula dari Cekcok Mulut

Selain karena luka bacok, pukulan menggunakan galvalum dan kayu ini yang mengakibatkan Mbok Tum meninggal dunia

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Carok Maut di Bungurasih Bermula dari Cekcok Mulut
surabaya.tribunnews.com/m taufik
Kapolresta Sidaorjo berbincang dengan Kasat Reskrim dan Kapolsek Waru saat mendatangi lokasi carok dua kelompok di dekat Terminal Purabaya Bungurasih, Selasa (27/2/2018) 

Laporan Wartawan Surya M Taufik

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Carok maut di depan cafe Yayang di lorong dekat Ramayana dan Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, disebabkan hanya karena cekcok mulut.

Kapolres Sidoarjo, Kombespol Himawan Bayu Aji menyatakan, berdasar keterangan saksi dan empat pelaku yang sudah tertangkap, penyebab kejadian hanya cekcok mulut.

"Dugaan adanya persoalan perebutan lahan atau perang antargeng tidak ditemukan dalam penyidikan,"  kata kata Himawan saat mendatangi lokasi kejadian, Selasa (27/2/2018).

Dua kelompok yang terlibat perkelahian itu sama-sama pengunjung cafe.

Diceritakan, Senin (20/2/2018) dinihari pukul 02.00 WIB, M Saiful alias Mbok Tum terlibat cekcok mulut dengan Slamet Hariyanto alias Kebo di cafe Yayang.

Awalnya peristiwa itu bisa dilerai dan Mbok Tum keluar meninggalkan cafe.

Berita Rekomendasi

Tak lama kemudian Kebo juga keluar, dan berjarak sekitar 10 meter dari cafe terjadi pertengkaran antara Mbok Tum dan Kebo.

Baca: Mayat Bersimbah Darah di Lorong Ruko Dekat Terminal Bungurasih Ternyata Korban Carok

Mbok Tum kemudian pulang, dan sekitar pukul 03.00 WIB, saat cafe sudah tutup, dia kembali lagi bersama rekannya bernama Kutis.

Saat itu Mbok Tum sudah membawa sebilah pedang.

Mbok Tum sempat membacok Kebo mengenai dahi kiri dan tiga jari kanannya hampir putus. Lalu datang Agus, rekan Kebo, juga langsung dibacok oleh Mbok Tum mengenai dahi, kepala bagian belakang, dan telapak tangan kanan.

Sesaat kemudian datang Umar, dan terjadilah perkelahian dengan Mbok Tum.

Di sela perkelahian itu, Amak datang membawa galvalum dan langsung memukulkannya berkali-kali ke kepala Mbok Tum.

Bersamaan dengan itu, datanglah Edi membawa kayu papan dan memukulkannya ke kepala Mbok Tum hingga terjatuh.

Saat itu, Umar langsung menghujamkan celurit ke tubuh Mbok Tum. Pria inipun tewas bersimbah darah.

"Selain karena luka bacok, pukulan menggunakan galvalum dan kayu ini yang mengakibatkan Mbok Tum meninggal dunia. Satu sisi dia menjadi korban, tapi di sisi lain juga sebagai tersangka karena sempat membacok korban lain. Namun kasusnya gugur lantaran telah meninggal dunia," papar Kapolres.

Di sela menjalani pemeriksaan di Polsek Waru, para tersangka mengakui persoalan ini berawal dari perselisihan mereka ketika sama-sama menjadi pengunjung cafe tersebut. Akibat pengaruh minuman keras, cekcok mulut dinihari itu berujung pertumpahan darah. 

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas