Kisah Pelarian Sepasang Remaja Usai Sang Cowok Membunuh Temannya
Kejadian tersebut bermula dari chattingan di media sosial Facebook. Korban saat itu mengirim pesan ke inbox akun facebook pacar GP berinisial A.
Editor: Hendra Gunawan
Setelah itu, GP kemudian langsung mengajak pacarnya A pergi.
"Saya dengar dia bilang basah. Saya tanya kamu (GP) apakan korban. Namun dia (GP) tidak menjawab. Nanti di Paniki baru dia perlihatkan saya pisau yang berlumuran darah. Saat itu ia mengendarai motor sangat kencang," ujar A.
Setelah menikam Stevano, GP bersama pacarnya A melarikan diri dan bersembunyi dari polisi.
Selama empat jam sejak pukul 23.30 hingga 04.30 Wita, GP (15) dan pacarnya A (15) berdiam diri di rumah temannya di Paniki.
Kemudian pada Minggu (25/2/2018) pukul 04.30 Wita, mereka bergerak ke Maumbi Minut.
Di sana mereka bersembunyi di rumah kosong yang dijadikan tempat minum keras sejumlah pemuda di sana. GP dan A tidur di rumah kosong, makan hingga mandi.
"Saya tetap mandi, namun pakaian itu-itu saja. Kalau makan dibawakan oleh temannya (GP). Karena kebetulan ada pesta di kompleks situ," ujar A kepada Tribun Manado.
Baik GP maupun A, tidak mau keluar dari rumah kosong itu karena takut ditemukan warga.
Saat itu mereka ditemani teman-teman GP. Bernyanyi dan memainkan musik.
"Meski demikian, saya lihat dia (GP) hanya menunduk sambil memegang kepalanya. Selama di rumah kosong kami tidak bisa tertidur," ujar A.
GP mengaku dia takut bukan dengan polisi.
"Dia takut ditemukan warga. Takut dihakimi. Katanya kalau ditemukan polisi dia sudah pasrah dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar A.
Sejak saat itu GP dan A tidak kemana-mana lagi. Mereka berdiam diri saja. Keduanya memang menjalin hubungan asmara hampir dua bulan.
Hingga Senin (26/2/2018) pukul 10.00 Wita, mereka ditemukan Tim Gabungan Polsek Mapanget dan langsung dibawa ke Mapolsek Mapanget selanjutnya ke Sel Tahanan Polresta Manado. (Handhika Dawangi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.