Terciduk OTT, Wali Kota Kendari Sembunyi di Balik Tubuh Ayahnya
Asrun dan anaknya, ADP, yang dibawa dengan satu mobil petugas tiba di kantor KPK pada pukul 00.05 WIB.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra alias ADP (28) mengenakan masker berjalan tepat di belakang ayahnya, Asrun (56), saat digiring petugas dan disorot kamera awak media setiba di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (1/3/2018) dini hari.
Ayah dan anak itu diterbangkan ke Jakarta setelah terciduk dalam operasi tangkap tangan (OTT) tim KPK di Jalan Syekh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Rabu pagi.
Asrun merupakan Wali Kota Kendari dua periode terakhir dan Calon Gubernur Sultra pada Pilkada Serentak 2018.
Baca: Kengerian Warga di Rumah Tempat Jasad Fitri Dicor: Bau Amis Masih Tercium
Asrun dan anaknya, ADP, yang dibawa dengan satu mobil petugas tiba di kantor KPK pada pukul 00.05 WIB.
Asrun yang mengenakan kemeja putih berbalut jaket kulit hitam dan tersemat peci hitam di kepala, tampak berdiri sejenak dan celingak-celinguk begitu diturunkan dari mobil petugas.
Seorang petugas memintanya untuk membuka masker yang dikenakannya saat digiring ke dalam kantor KPK.
Belasan awak media dengan kamera foto dan video langsung menyorot kedatangan terduga pelaku korupsi tersebut. Asrun bergeming saat awak media mencecar pertanyaan perihal dugaan suap yang dilakukannya.
Lain halnya dengan sang anak, ADP. Dia justru berjalan tepat di belakang tubuh ayahnya, Asrun. Kepala daerah yang masih berusia 28 tahun itu terus menunduk saat berjalan mengikuti langkah kaki sang ayah ke dalam kantor KPK.
Tak lama kemudian, seorang pria dan perempuan tua berkerudung, yang turut ditangkap dalam OTT juga tiba di kantor KPK.
Keduanya adalah pengusaha Jotun/PT Indo Jaya/Direktur PT Sarana Bangun Nusantara, Hasmun Hamzah dan mantan Kepala BPKAD Kota Kendari, Fatmawati Faqih.
Keduanya juga menggunakan "jurus bungkam" saat para jurnalis mencecar pertanyaan soal sejumlah uang yang ditemukan tim KPK saat OTT dan diduga suap untuk Asrun.
Asrun adalah Wali Kota Kendari selama dua periode, 2007-2012 dan 2012-2017.
Asrun berlatar belakang birokrat dan berpasangan dengan Musadar Mappasomba memenangi dua kali Pilkada Kota Kendari berturut-turut.