Gunung Agung Bergemuruh, Warga Desa Besakih Kembali Mengungsi
Wayan Dapat (60), pengungsi asal Temukus mengungkapkan, suara gemuruh kadang terdengar saat siang dan malam hari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Peningkatan Solfatara
Kepala Sub Mitigasi Gunung Berapi, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika mengatakan, secara visual Gunung Agung masih terlihat tenang.
Belum ada peningkatan kegempaan. Perharinya tercatat sekitar satu hingga lima kali gempa. Bahkan kadang malah tidak ada gempa.
Gunung Agung sering ditutupi awan putih yang berasal dari hembusan. Itu menandakan ada peningkatan solfatara dari Gunung Agung.
"Suara gemuruh bisa jadi disebakan karena peningkatan solfatara. Tapi tidak banyak," ungkap Suantika.
Ditambahkan, potensi letusan masih tetap ada. Cuma dampaknya masih berada sekitar empat kilometer dari Puncak Gunung Agung.
Di luar zona itu, dinyatakan masih aman. Namun warga diminta tidak mendekati radius empat kilometer.
Sebelumnya, PVMBG menurunkan status Gunung Agung dari Level IV jadi Level III, Sabtu (10/2) pukul 10.00 Wita. Radius rawan bahaya juga dipersempit dari enam kilometer jadi empat kilometer
Penulis: Saiful Rohim
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul: Suara Gemuruh dari Mahagiri Tohlangkir Terdengar Lagi, Warga Temukus Besakih Kembali ke Pengungsian