Tahun Ini Disiapkan Alokasi Beras Jadup Transmigran Sebanyak 152,6 Ton
Transmigran yang kebagian beras Jadup ialah penempatan 1 sampai 3 tahun atau diistilahkan T+1, T+2, dan T+3
Editor: Eko Sutriyanto
![Tahun Ini Disiapkan Alokasi Beras Jadup Transmigran Sebanyak 152,6 Ton](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/transmigran_20180312_174614.jpg)
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Sebanyak 650 Kepala Keluarga di 6 Unit Permukiman Transmigrasi kembali akan mendapat beras jatah hidup (Jadup) tahun 2018 ini.
Program bidang transmigrasi ini rutin dilakukan sejak tahun 2013 lalu.
Setiap kepala keluarga bakal mendapatkan alokasi beras Jadup yang berbeda-beda kuantitasnya.
Satu KK yang beranggotakan 4 orang atau lebih akan dapat jatah sebanyak 42,5 kilogram per bulan.
Sedangkan KK yang jumlah anggota keluarganya 3 orang diberi jatah beras sebanyak 35 kilogram per bulan.
KK yang jumlah anggota keluarganya 2 orang dapat alokasi 27,5 kilogram per bulan.
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalimantan Utara menganggarkan Rp 1,65 miliar bagi pengadaan beras Jadup dan pendistribusiannya Rp 871,25 juta.
Transmigran yang kebagian beras Jadup ialah penempatan 1 sampai 3 tahun atau diistilahkan T+1, T+2, dan T+3.
"Transmigran ini kebagian Jadup selama 18 bulan. Bulan ke-19 sudah tidak lagi," kata Boedijo Soenarno, Kepala Bidang Transmigrasi Disnakertrans Kalimantan Utara saat disua Tribun, Senin (12/3/2018).
Lokasi UPT yang kebagian Jadup ialah Tanjung Buka Satuan Pemukiman (SP4) sebanyak 150 KK (T+3), Tanjung Buka SP 3 sebanyak 150 KK (T+3), dan UPT Sepunggur 250 KK (T+2).
"UPT-UPT itu tersisa 4 bulan lagi kita alokasikan. Di SP Tanjung Buka masih harus kita drop 23,6 ton. Kemudian SP 3 itu 22,8 ton, dan UPT Sepunggur sekitar 37,8 ton," katanya.
Di UPT Sepunggur masih ada transmigran lainnya sebanyak 250 KK yang berhak mendapatkan jatah beras Jadup selama 12 bulan. Artinya jatah Jadup baru mereka terima 6 bulan. Kebutuhan beras jadupnya mencapai 72 ton.
"Totalnya T+2 dan T+3 itu maaih butuh 156,2 ton," ujarnya.
Adapun T+1, masih menunggu penempatan pada bulan November 2018 ini sebanyak 50 KK. Kebutuhan beras setiap bulannya ditaksir mencapai 4,2 ton.
Boedijo mengatakan, penyaluran beras Jadup ini bekerjasama dengan Bulog melalui skema perjanjian jual beli.
Beras Jasup diberikan kepada transmigran untuk memenuhi kebutuhan pangannya selama 18 bulan. Selepas penempatan 18 bulan, transmigran sudah dianggap mandiri dan produktif.
"Pola distribusi kami liat kapasitas gudang di UPT. Kalau gudangnya penuh, kita tunda dulu. Begitu juga di gudang Bulog, mereka juga melihat stok. Kalau stoknya banyak, mereka belum drop masuk beras Jadup kadena kapasitas gudangnya terbatas," ujarnya.
"Aetinya, penyaluran ini kita sesuaikan dengan kondisi. Biasanya setiap dua bulan kita salurkan," katanya. (Wil)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.