Australian Bantu Petani Jagung dan Cabe di Madura Tingkatkan Produktivitas, Ini Programnya
Australia berencana membantu meningkatkan potensi komoditas jagung dan cabai Madura.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Australia berencana membantu meningkatkan potensi komoditas jagung dan cabai Madura.
Keseriusan ini ditandai dengan kedatangan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kedutaan Australia, ke Sampang dan Pamekasan, Kamis (15/3/2018) malam.
Kedatangan Bappenas dan Kedutaan Australia untuk meninjau kerjasama antara pemerintah dengan sektor swasta dalam meningkatkan pendapatan petani serta membantu pencapaian target pembangunan nasional.
Saat ke Pamekasan, mereka ditemui Plt Sekdakab Pamekasan, Mohammad Alwi, Ketua Komisi II DPRD Pamekasan, Apik, sejumlah satuan kepala perangkat daerah (SKPD) terkait, di ruang peringgitan dalam Pendopo Ronggosukowati, Pamekasan.
Deputi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Kennedy Simanjuntak, mengatakan Madura memiliki bebagai komoditas dengan pontensi ekonomi yang besar.
Komoditas ini dapat dikelola dan dikembangkan sebagai aset ekonomi berharga dan dapat meningkatkan pendapatan petani, seperti jagung dan cabai.
Dikatakan, sejak 2014 lalu, pemerintah Indonesia dan Australia bekerjasama di Madura, melalui program PRISMA.
"Lembaga PRISMA ini bermitra dengan pemerintah dan swasta untuk memacu pertumbuhan pasar dengan mengatasi kendala yang menghambat produktiivitas, kinerja dan akses pasar bagi petani. Sehingga petani mampu meningkatkan pendapatannya," kata Kennedy.
Minister Konselor dari Kedutaan Besar Australia, Fleur Davies, menambahkan pemerintah Australia berkomitmen untuk memfasilitasi petani kecil di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produktivitas.
Sehingga dengan penerapan Good Agriculuture Practice (GAP) atau praktek budidaya pertanian yang yang baik dan akses terhadap input pertania yang lebih baik, seperti yang ditunjukkan di Pamekasan dan Sampang.
“Kami senang mengetahui bahwa petani telah mengalami peningkatan pendapatan. Pada saat yang sama, upaya tersebut telah membantu sektor swasta dalam mengidentifikasi peluang bisnis dan membangun lingkungan pasar berkelanjutan,” tandas Davies.
Head of Communications PRISMA, Muhammad Karim Wirasaputra, menyatakan pada komoditas jagung, PRISMA bermitra dengan PT DowDupont Indonesia, PT BISI International Tbk dan PT dan PT Syngenta.
Dan PRISMA bekerja di empat kabupaten di Madura untuk mempromosikan penggunaan benih hibrida untuk budidaya jagung dan menyebarkan informasi praktik pertanian yang baik.
Hingga Desember 2017, intervensi jagung di Jawa Timur memberi manfaat kepada 22.776 rumah tangga petani kecil dengan kenaikan pendapatan rata-rata 302 %.
Sementara pada komoditas cabai, memulai dengan menyediakan pelatihan pengembangan sistem pasar untuk mendorong kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta.
Pada 2017 lalu, PRISMA memfasilitasi kemitraan antara Pemkab Sampang dan PT BISI International Tbk.
Kemitraan ini bertujuan untuk memperluas penggunaan benih cabai berkualitas tinggi dan berbagai pengetahuan tentang praktik pertanian yang baik.
Pada 2018 ini, kemitraan dilanjutkan dengan PT East West Seed Indonesia (Ewindo). Dan melalui pendekatan inovatif ini, telah berhasil mengubah pola pikir petani cabai, untuk beralih dari benih lokal ke benih bermutu tinggi.