Mengintip Bisnis Prostitusi di Kawasan Puncak, Tarif Lokal dan Asing Beda Jauh
Menurutnya, dalam kesehariannya mereka berbaur dengan warga sekitar dan bertingkah mengikuti lingkungannya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Keberadaan pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Puncak Bogor cukup sulit dideteksi warga.
Hal itu terjadi karena para PSK kerap berbaur dengan masyarakat sekitar.
Bahkan beberapa dari mereka merangkap profesi agar tidak mudah dicurigai.
Menurutnya, dalam kesehariannya mereka berbaur dengan warga sekitar dan bertingkah mengikuti lingkungannya.
Baca: Ini Lho, Dua Polwan yang Menyamar Jadi PSK, Begini Pengakuannya
"Dia ngekos di suatu tempat, ngakunya pekerjaan lain. Saya tahu jelas karena sering ketemu dengan mereka-mereka. Mereka di lingkungan, normal, dia kalau di lingkungan punya aturan kan ya, mereka berperilaku seperti warga setempat," ujarnya ketika ditemui TribunnewsBogor.com (TRIBUN-network) di kawasan Puncak Bogor.
Ia juga mengatakan bahwa beberapa waktu ke belakang pun sempat ada PSK yang profesinya terendus warga yang kemudian diusir oleh pemilik kos.
Terkait alasan kenapa mereka menjadi PSK, Boni menjelaskan bahwa di Puncak hampir tidak ada lagi alasan klasik terpaksa menjual diri untuk menafkahi keluarganya.
Karena menurutnya di dalam aktivitasnya mereka sering berpesta menghabiskan uang dan minum minuman keras.
"Jadi emang mereka niatnya mencari uang dengan mudah dengan menjual diri. Kalau dulu mungkin tahun 70 atau 80-an ada, sekarang mah udah profesional, kan hubungan saja pakai HP, mereka janjian dimana gitu japri," katanya.
Layani Tamu Asal Timur Tengah
TribunnewsBogor.com sempat menemukan segerombolan anak muda tamu Timur Tengah mengunjungi sebuah tempat wisata di kawasan Puncak.
Terpantau mereka didampingi seorang perempuan lokal dengan penampilan mencolok dengan santai melintasi kerumunan wisatawan lain.
"Tuh itu jablay (PSK), biasanya dibooking beberapa hari gitu," bisik seorang pedagang kepada TribunnewsBogor.com.