Tukang Bata Terpental Tiga Meter Disambar Petir
Sejumlah kerabatnya nampak syok dan terpukul saat mengetahui jika pria berusia 51 tahun ini tewas dengan cara yang mengenaskan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BULELENG - Suasana duka menyelimuti kediaman I Made Wista.
Sejumlah kerabatnya nampak syok dan terpukul saat mengetahui jika pria berusia 51 tahun ini tewas dengan cara yang mengenaskan.
Wista, menjadi salah satu korban yang tewas akibat tersambar petir pada Kamis (22/3/2018) sekitar pukul 17.00 Wita kemarin.
Kepada Tribun Bali, I Putu Wira Gautama (22) selaku ipar korban mengatakan, maut tiba-tiba datang menjemput, saat Wista tengah berteduh di bawah terpal, tempat pembakaran usaha batu bata milik keluarga besarnya.
Dengan mata kepalanya sendiri, Gautama mengaku melihat secara jelas saat cahaya berwarna putih kemerahan menyambar di sekitar tempat korban berteduh.
"Saya lihat ada asap. Langsung saya lari mencari korban. Dan ternyata sudah terpental sekitar tiga meter dari lokasinya berteduh. Posisinya sudah terkapar di tanah."
"Dada dan punggungnya terbakar sedikit. Nafas dan denyut nadinya sudah tidak ada. Langsung saya teriak minta tolong kepada warga," tutur Gautama saat ditemui di rumah duka, di Gang Nuri, Dusum Celuk Buluh, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada Jumat (23/3).
Oleh warga sekitar, korban kemudian dibawa dengan menggunakan mobil, ke Rumah Sakit Kertha Usada Singaraja.
Namun malang, sesampainya di rumah sakit, pihak medis mengabarkan jika korban telah meninggal dunia.
Dijelaskan Gautama, saat kejadian itu berlangsung, hujan deras memang sudah mengguyur wilayah Dusun Celuk Buluh sejak pukul 16.30 Wita.
Petir pun sudah mulai menyambar di sekitar lokasi kejadian sebanyak tiga kali.
Namun korban enggan untuk pulang, dan memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaannya membakar batu bata.
"Korban bekerja bersama saya. Kami memang tidak bisa pulang, karena batu batanya memang harus dibakar. Membutuhkan waktu sekitar 30 jam, jadi harus dijaga."
"Tumben juga kemarin itu korban berteduh sendirian. Biasanya ngumpul di suatu tempat. Saya juga heran kenapa bisa petir menyambar korban."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.