Limbah Paralon di Tangan Toni Jadi Berbagai Barang Kerajinan yang Indah
- Toni Yoga Pamungkas berhasil membuat kerajinan tangan dari limbah paralon yang sudah tidak terpakai.
Editor: Sugiyarto
Pemanasan juga bertujuan membuat peralon menjadi lempengan datar.
Setelah peralon datar, diindih menggunakan keramik sekitar 10 menit supaya paralon benar-benar rata.
Kemudian peralon yang sudah lempeng di potong sesuai ukuran, dan ditempelkan ke peralon yang masih berbentuk lingkaran dengan lem peralon.
Jika sudah jadi, peralon diamplas supaya halus.
"Kami belajar membuat tempat tisu dan celengan memakai paralon, kita baru pertama kali belajar. Mas Toni sangat luar biasa, ia memiliki keahlian dan mengajari kami caranya."
"Kalau di sini sudah tahu otomatis suatu saat kita akan membuat pelatihan kepada masyarakat Timor Leste," ucap Dulce Suarez, mahasiswi dari Timor Leste.
Hasil karya Toni dipajang dan dijual di galerinya, yang berada di samping rumahnya.
Untuk harga berkisar dari Rp 30.000 - Rp 700.000. Bahkan karya pria berusia 37 tahun ini sudah masuk ke Rumah Kreatif Semarang.
Tak hanya berkarya saja, Toni berharap bisa membagi ilmunya kepada teman-teman dan masyarakat sekitar, khususnya Semarang.
"Kedepannya ingin bisa merangkul teman-teman, kepada pemerintah mohon perhatiannya untuk dibantu pelatihan, alat-alat serta pemasaran," ucap Toni.
Nah bagi yang tertarik ingin membeli kerajinan cantik dari peralon ini bisa datang ke Galery Tomblok milik Toni yang berada di Kliwonan, Gunungpati.
Bisa untuk kado, hiasan dan souvenir. Selain unik, harganya juga terjangkau.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.