Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isak Tangis Warnai Pemakaman Korban Minyak Tumpah

Imam keluar rumah sekitar pukul 05.30 pagi pergi ke laut untuk memancing. Pergi ke laut tanpa pamit dengan istri dan keluarga.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Isak Tangis Warnai Pemakaman Korban Minyak Tumpah
Tribun Kaltim/Fachri Ramadhani
Kebakaran di wilayah perairan Teluk Balikpapan yang diduga akibat pencemaran minyak, Sabtu (31/3/2018). TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI 

TRIBUNNEWS.COM -- ISAK tangis mewarnai suasana pemakaman jenazah Imam. Keluarga dan ratusan warga mengikuti rangkaian acara pemakaman yang berlangsung sekitar pukul 10.00 pagi.

Saat disela-sela acara pemakaman, Syahril (41), adik almarhum Imam menceritakan kepada Tribunkaltim.co saat sebelum Imam meninggal dunia.

Waktu itu, Sabtu (31/3) pagi, Imam keluar rumah sekitar pukul 05.30 pagi pergi ke laut untuk memancing. Pergi ke laut tanpa pamit dengan istri dan keluarga.

"Pergi begitu saja. Tapi sudah pasti kalau keluar pagi berarti pergi ke laut, memancing. Dia dalam seminggu, setiap hari bisa dua kali pergi memancing di laut," ungkapnya.

Sebelum pergi melaut, sekitar pukul 02.00 pagi, Syahril melihat Imam susah tidur selalu gusar padahal dirinya tidak habis minum kopi hitam. Syahril melihat badannya berbaring namun mata masih belum terkantuk, susah tidur lelap.

Syaril pun saat itu membujuk Imam untuk tidak pergi memancing ke laut mengingat tubuhnya nampak letih habis bekerja. Sehari-hari almarhum Imam Nur Rohim bekerja sebagai tukang bordir dengan cara manual dan teknologi komputer. Nama usahanya disebut Imata Bordir.

"Saya bilang tidak usah pergi mancing. Istirahat saja di rumah. Awalnya memang nurut. Dini hari tidak pergi tapi ternyata saat pagi habis Subuh, sudah kabur pergi keluar rumah. Bisa ditebak dia pergi mancing," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Sehari-hari kata Syahril, almarhum Imam ini peduli dengan keluarganya. Bertanggungjawab sama istri dan seorang anak angkatnya. Imam jadi tulang punggung bagi keluarganya.

Hobi yang sangat digemari ialah memancing ikan di laut. Ibaratnya, aktivitas memancing itu adalah hiburan bagi Imam. Tak heran Imam pun tergabung dalam komunitas Bubuhan Mancing Bunsay.

Walau tubuh Imam dalam keadaan capek bekerja tetap saja obat penghilang rasa lelah ialah memancing. Imam sudah lama menggeluti hobi memancing, kadang bersemangat pengajak orang lain ikut memancing.

"Mau bagaimana pun kalau dilarang memancing tetap tidak didengar. Sudah sangat mencintai memancing. Waktu meninggal kena kebakaran di Teluk Balikpapan korban memakai kaos komunitas memancingnya," katanya.

Saat sebelum meninggal dunia, Imam tidak memberikan pesan apa pun. Kecurigaan akan pergi tinggalkan keluarga untuk selamanya pun tidak ada.

Kala mendengar ada kebakaran di tengah lautan Teluk Balikpapan, keluarganya sudah tahu informasinya dari berbagai obrolan tetangga dan masyarakat sekitar serta media massa online.

"Kami tidak mengira akan ada korban jiwa. Sekalinya ada informasi dari keponakan juga dari kepolisian, nyatanya ada korban ternyata si Imam. Kami semua kaget. Rasa tidak percaya kalau Imam yang jadi korbannya," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas