Polisi Nyambi Jadi Tukang Sampah, Aiptu Trisih Tak Risih Oleh Anggapan Miring
Pengelolaan sampah telah lama menjadi masalah bagi masyarakat Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Pengelolaan sampah telah lama menjadi masalah bagi masyarakat Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.
Karena tidak ada tempat pembuangan sampah sementara, warga membuang sampah sembarangan.
Dampak yang paling kelihatan ada di Kalitelu, perbatasan Kecamatan Gondang dengan wilayah Kabupaten Trenggalek.
Di titik ini berubah menjadi tempat pembuangan sampah liar. Setiap hari warga yang tidak bertanggung jawab membuang sampah seenaknya.
Baca: Dua Pelajar Pemeran Video Mesum Itu Akhirnya Ketahuan, Direkam di Sebuah Lokasi Karaoke
Berangkat dari keprihatinan itu, Aiptu Trisih Setyono (55), anggota Polsek Gondang ini berinisiatif mengadakan mobil pembuangan sampah.
Usul ini pernah disampaikan di rapat Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang tempatnya tinggal, namun usul ini ditolak.
“Sebenarnya pemerintah desa tidak menolak, tapi ada sejumlah warga yang menolak usul itu,” ucap Trisih.
Meski mendapat penolakan, Trisih bertekat mewujudkan cita-citanya untuk mengadakan mobil pembuangan sampah mandiri.
Dibantu dua orang temannya, Trisih membeli sebuah mobil pikap untuk mengangkut sampah rumah tangga pada awal 2016 silam.
“Waktu itu modal awalnya Rp 15 juta untuk beli pikap jelek. Pokoknya bagaimana bisa membuang sampah agar tidak berceceran,” tutur Trisih.
Awalnya Trisih dan seorang temannya, Kukuh hanya mengambil sampah di Desa Ngrendeng. Ternyata dari mulut ke mulut banyak warga yang memesan jasanya.
Setiap dua hari sekali Trisih dan Kukuh mengangkut sampah yang sudah dikumpulkan warga, dan langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Segawe, Kecamatan Pagerwojo.
Lambat laun permintaan jasa pembuangan sampah ini datang dari desa-desa sekitar, seperti Wonokromo, Patoman, Bendungan hingga ke Desa Karanganom Kecamatan Kauman dan Desa Baruharjo Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek.