Cerita Kunjungan Puti Soekarno ke Desa Kayen Trenggalek yang Memicu Debat Seru dengan Emil Dardak
Desa Kayen yang merupakan basis balita gagal tumbuh atau stunting, telah memicu perdebatan seru antara Cawagub Puti Guntur Soekarno dan Emil Dardak
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN – Desa Kayen, Trenggalek, yang merupakan basis balita gagal tumbuh atau stunting, telah memicu perdebatan seru antara Cawagub Puti Guntur Soekarno dan Cawagub Emil Dardak di debat Pilkada Jawa Timur, Selasa malam (10/4/2018).
Bagaimana kondisi warga desa itu, yang masuk kekuasaan Emil Dardak sebagai Bupati Trengalek? “Saya mengunjungi Desa Kayen 2 April 2018, selepas siang,” kata Puti di Madiun, Rabu (11/4/2018).
Saat itu, cucu Bung Karno itu disambut ibu-ibu dan anak-anak. Mereka bergerombol di salah satu rumah warga. Terjadilah dialog Puti dengan warga. “Warga di sini senang sekali kalau ada pejabat bisa datang. Apalagi ini yang datang cucunya Pak Karno,” kata Tukinem, warga setempat, menyambut kunjungan Puti.
Tukinem mengaku, pejabat yang pernah ke Desa Kayen adalah Mulyadi, saat Bupati Trenggalek. Lalu, Plt. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, yang juga wakil bupati. Arifin menjadi Plt. Bupati setelah Emil Dardak cuti untuk maju menjadi Calon Wakil Gubernur.
Apakah Bupati Emil Dardak pernah berkunjung ke Desa Kayen? “Tidak pernah,” kata Tukinem.
Padahal, jarak kantor bupati dengan Desa Kayen hanya sekitar 11,8 kilometer. Bila ditempuh mobil, perkiraan waktu yang dibutuhkan hanya 26 menit. Letak Desa Kayen di lereng bukit kecil. Tidak sulit ke sana.
Kepada Puti, perempuan 56 tahun itu berharap nasib warga diperhatikan. Terutama tersedianya fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dan perbaikan gizi bagi balita. “Kalau bisa dibangunkan MCK,” kata Tukinem kepada Puti.
Keintiman dengan warga itulah yang membekas di ingatan Puti Guntur. Ia melihat tidak tersedianya MCK sebagai persoalan vital. “Makanya, saya singgung di debat kemarin. Kan tidak mungkin diabaikan begitu saja soal kebutuhan dasar seperti MCK,” kata Puti.
Kekuatan Puti adalah turun ke lapangan, melihat keadaan dan berdialog dengan warga. Atas temuan fakta di lapangan, Puti Guntur menanyakan komitmen pemerintahan Emil Dardak sebagai Bupati Trenggalek di debat Pilkada Jatim kemarin malam. “Saya tanyakan itu, karena saya temukan di lapangan,” kata Puti Guntur.
Desa Kayen memang termasuk 10 desa yang menjadi basis balita gagal tumbuh di Trenggalek. Sembilan desa yang lain, Desa Botoputih, Desa Kayen, Desa Cakul, Desa Jajar, Desa Dawuhan, Desa Kedunglurah, Desa Puru, Nglebo, Ngrandu dan Mlinjon. Ada ratusan bayi gagal tumbuh.
Menurut pemerintah pusat, Trenggalek termasuk 100 kabupaten penderita stunting yang masuk dalam prioritas penanganan. Menurut WHO, badan kesehatan PBB, angka toleransi belita penderita gizi buruk di satu wilayah sebesar 20 persen dari jumlah balita. Angka stunting di Trenggalek relatif jauh lebih tinggi dari batas toleransi WHO tersebut.