Sejak Digelar Pengajian di Lokalisasi Sunan Kuning Sudah 90 Germo Tobat dan Berwirausaha
kegiatan malam itu tak hanya diikuti wanita penghibur yang merupakan warga binaan Resos Argorejo Sunan Kuning tetapi juga warga sekitar dan para kiai.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Suasana Resos Argorejo Sunan Kuning, Senin (9/4) malam, tampak berbeda. Lokasi yang setiap malam hidup dan berseliweran wanita berpenampilan menarik, malam itu terdengar selawat dan pengajian.
Jelang malam, rombongan pria berbaju koko dan berpeci serta wanita mengenakan gamis berdatangan di Resos Argorejo Sunan Kuning, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Senin (9/4) malam.
Mereka kemudian mencari tempat duduk paling nyaman di depan panggung yang disiapkan di Jalan Argorejo RT 02 RW 04.
Pemandangan ini berbeda dari malam-malam sebelumnya, dimana rumah-rumah yang ada di kawasan ini biasa ramai karena aktivitas hiburan malam berupa karaoke.
Seribuan warga yang datang itu berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah untuk mengikuti pengajian Mujahadah "Nihadlul Mustagfirin".
"Pengajian ini merupakan acara rutin setahun sekali, yang dilaksanakan setiap bulan Rajab, tepatnya Selasa Kliwon," ungkap Ketua Pengelola Resos Argorejo Sunan Kuning, Suwandi.
Menurut Suwandi, kegiatan malam itu tak hanya diikuti wanita penghibur yang merupakan warga binaan Resos Argorejo Sunan Kuning tetapi juga warga sekitar dan para kiai.
Acara rutin ini dia gelar lantaran ajaran sang guru ngaji, almarhum Gus Muh Tegalrejo.
"Dulu, beliau berpesan agar saya mengajak masyarakat (warga binaan) mengaji. Gandulono wong-wong kae, kenalke karo para kiai (bina mereka dan kenalkan kepada kiai)," ungkap Suwandi menirukan pesan sang guru.
Pesan ini memiliki makna dalam. Apalagi, ajakan meninggalkan dunia kelam kepada warga Resos Argorejo Sunan Kuning tak semudah membalikkan tangan. Lewat pengajian ini, mereka diharapkan mendapat hidayah secara pribadi.
"Tujuannya untuk mengembalikan pada fitrah mereka bahwa pekerjaan seperti ini tak mendapat ridho dari Allah," ungkapnya.
Sudah sembilan kali pengajian tersebut digelar. Itu artinya, sudah sembilan tahun Suwandi menyentuh dan berusaha memenuhi kebutuhan rohani warga binaan.
Meski butuh waktu lama namun perlahan dan pasti, upaya Suwandi membuahkan hasil.
"Sejak sembilan tahun diselenggarakan, sudah ada 90 germo yang kembali ke masyarakat dan bekerja atau berwirausaha," kata dia berbinar.
Berdasarkan data tahun 2018 ini, wanita binaan Resos Argorejo Sunan Kuning juga berkurang hampir separo. Jika pada 2012 tercatat ada 741 wanita binaan, kini jumlah tersebut menurun menjadi 480 orang. (tribunjateng/jje)