Kementan Dorong Optimalisasi Lahan Tidur di Daerah-daerah
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kemtan) terus mendoromg optimalisasi lahan persawahan di Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, RAWAS ULU - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kemtan) terus mendoromg optimalisasi lahan persawahan di Indonesia.
Banyak potensi dari lahan tidur dan terlantar, termasuk persawahan. Lahan ini bisa dimaksimal untuk meningkatkan produksi pada secara nasional.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana, menjelaskan, agar dapat mema lahan tidur atau telantar, komunikasi dua arah harus terjalin dengan baik antara petani, pemilik lahan, pemda sampai pemerintah pusat.
"Setiap daerah pengembangan baru butuh perhatian bersama. Kami komunikasikan kesulitan petani, lahan tidur bisa dimaksimalkan. Apakah pilihan nanti padi, jagung, atau lain -lain sehingga dapat dimaksimalkan bersama," ujar Pending Dadih Permana saat penyuluhan petani di Desa Remban, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Selasa (10/4).
Seperti di Desa Remban, misalnya, petani lokal dapat meningkatkan produksi beras asal ingin mencari solusi atas permasalahan petani, di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara sendiri produksi padi pada 2015 17.490 ton, tahun 2016 34.115 ton, dan pada 2017 mencapai 34.446 ton.
Data tersebut memperlihatkan setiap tahun, produksi beras di Kabupaten ini terus meningkat. Walaupun tercatat mengalami kenaikan pada 2017, namun petani lokal bisa meningkatkan produksi lebih dari angka tersebut
Khusus di Desa Remban, kini terdapat sekitar 375 hektare lahan persawahan. Dari luas lahan persawahan itu, pengelolaan baru mencapai 180 hektare. Berarti, terdapat sekitar 195 hektare lahan belum diolah karena berbagai permasalahan.
Dari hasil diskusi dengan perangkat desa dan pemerintah daerah setempat, para petani selama ini telah menemui banyak hambatan kalau mengelola lahan telantar tersebut.
Antara lain masalah pendangkalan sungai, sawah yang kebanjiran, hingga gagal panen.Karena itu, solusi dari masalah ini, pembuat kebijakan membuat sodetan dan kanal-kanal penampung air hujan.
Bila sodetan sawah terbangun maka dari sawah yang belum dikelola seluas 195 hektar akan menjadi produktif sehingga produksi gabah bertambah 1.518,32 ton, atau sekitar 789 ton beras.
Begitu juga potensi sawah di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, di lokasi tersebut baru terdapat sekitar 317 hektare tersentuh. Padahal 430 hektare lahan masih tidur . Namun lahan ini bisa optimal dengan syarat bila sodetan sudah terbangun.
Bukan mustali dari 430 hektar sawah tersebut mampu meningkatkan potensi produksi gabah mencapai 2.913,65 ton gabah atau sekitar 1.458 ton beras.
Rencana tersebut bisa terealisasi kalau pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap pembenahan lokasi dengan optimalisasi lahan, perbaikan dan normalisasi saluran sungai induk, sehingga peningkatan sarana dan prasarana pertanian.
Sepanjang periode 2015 sampai 2017, Kabupaten Musi Rawas Utara telah menerima sejumlah bantuan, baik itu alat mesin pertanian (alsintan) maupun bantuan sarana sumber air. Bahkan pada tahun ini akan dibangun sumur bor sebanyak 19 unit dan DAM parit sebanyak empat unit.