Melalui Ekotren Pasangan Ganjar-Yasin Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Jateng
Jadi satu sentra kulakan yang kita bangun nanti Insyaallah akan menumbuhkan 100 pengusaha-pengusaha baru
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Semarang - Pasangan calon wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut satu Taj Yasin Maimun Zubair menyebut masyarakat Jateng memiliki modal sosial yang tinggi.
Menurutnya, kondisi tersebut bisa menjadi modal ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan di Jateng.
Dari hal tersebut, putra dari KH Maimoen Zubair itu punya ide berupa konsep Ekotren atau Ekonomi Tren sebagai salah satu solusi untuk membuka lapangan pekerjaan di Jateng.
Ekotren bakal diterapkan di lingkungan pendidikan keagamaan serta tempat-tempat ibadah.
"Jadi satu sentra kulakan yang kita bangun nanti Insyaallah akan menumbuhkan 100 pengusaha-pengusaha baru maupun pengusaha-pengusaha yang sudah berjalan. Dan itu insyaallah akan mengentaskan kemiskinan yang ada di Jateng," ungkap Taj Yasin dalam Debat Pilgub Jateng di Hotel Patrajasa, Semarang, Jumat, 20 April 2018.
Di sisi lain Ganjar Pranowo menambahkan, penciptaan lapangan pekerjaan di Jateng harus fokus pada perempuan. Dengan memberikan pelatihan, akses modal, dan pendampingan maka tingkat perekonomian masyarakat Jateng akan terangkat.
"Kemarin di Demak ada nelayan perempuan yang ingin mendapatkan profesinya di KTP, masa enggak bisa. Kita perjuangkan sehingga akhirnya dia bisa mendapatkan akses semuanya. Nah kalau kemudian ini bisa kita lanjutkan, maka yang terjadi adalah kita membuka lapangan kerjanya itu bisa dengan insentif yang diberikan oleh pemerintah," kata Ganjar.
Berdasarkan data badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2017, angka kemiskinan di Jateng sebanyak 12,23%. Sementara angka putus sekolah usia 16-18 tahun sebesar 32,1%.
Sedangkan berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN) Provinsi Jateng pada September 2017, angka perkawinan usia dini sebanyak 3.876 orang.
Dari sumber yang sama, angka kekerasan terhadap perempuan sebanyak 2.411 korban.
Perempuan di Jateng juga banyak bekerja di sektor informal.