Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WNA Afganistan Penghuni Rudenim Balikpapan Paling Tak Sabaran

Rudenim Balikpapan telah melakukan pemindahan secara bertahap bagi warga negara asing (WNA) imigran yang tinggal di Rudenim Balikpapan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in WNA Afganistan Penghuni Rudenim Balikpapan Paling Tak Sabaran
Tribun Kaltim/Fachmi Rachman
WNA mengamuk di Rudenim Balikpapan. Mereka ingin dibebaskan dan pergi ke Australia negara tujuan. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Balikpapan Irham Anwar mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pemindahan secara bertahap bagi warga negara asing (WNA) imigran yang tinggal di Rudenim Balikpapan.

Dari total 300 penghuni pada 2017, hingga April 2018 sudah berkurang menjadi 149 kepala.

"Pemindahan itu tak serta merta 149 orang sekaligus, berapa pesawat? Jumlah mereka 2017 sebanyak 300 kepala, sekarang 149, bahkan akan kita kurangi lagi 44. Cari tempat di Jakarta, Batam atau Tanjung Pinang," kata dia.

Menurutnya, para WNA, 95 persen berkewarganegaraan Afganistan yang tak sabaran.

Baca: Hendak Jemput Keluarga, Albinus Malah Dikeroyok Sejumlah Sopir Taksi Bandara

"Setelah itu ada gelombang lagi, 50 orang," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Irham mengatakan, pihaknya berkali-kali mengikuti kemauan dan tuntutan para imigran tersebut.

"Namun satu permintaan dikabulkan, permintaan lain muncul, begitu seterusnya tak pernah habis," keluh Irham.

Sebanyak 152 pengungsi Rudenim Balikpapan melakukan unjuk rasa. Mereka berteriak dari ruang kamar pengungsi sambil mengangkat kertas bertuliskan protes, Jumat (20/4/2018) malam. TRIBUN KALTIM/FACHRI RAMADHANI
Sebanyak 152 pengungsi Rudenim Balikpapan melakukan unjuk rasa. Mereka berteriak dari ruang kamar pengungsi sambil mengangkat kertas bertuliskan protes, Jumat (20/4/2018) malam. TRIBUN KALTIM/FACHRI RAMADHANI (Tribun Kaltim/Fachri Ramadhani)

Mereka selalu komplain.

"Contoh makanan. Kami beri nasi kotak, bosan mereka. Mereka minta masak di dalam. Kita kasih kebijaksanaan masak sendiri di dalam, bahan makanan dikomplain lagi," kata dia.

Baca: Kronologis Tenggelamnya Speedboat Rombongan Polres Labuhanbatu hingga Hilangnya Kompol Andi Chandra

Sering juga mereka mengeluh terkait fasilitas kesehatan. Padahal ruang pelayanan kesehatan dan perawat siaga 24 jam.

"Dokter memang tak bisa standbye," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas