Konbes Fatayat NU Telah Selesai, Ini Beberapa Rekomendasi yang Dihasilkan
Termasuk peluang bisnis, pemerintah hatus membuka akses yang lebih mudah bagi perempuan.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Setelah empat hari Konferensi Besar Fatayat NU berlangsung di Ambon, hari ini (29/4) akan digelar acara penutupan. Namun sebelumnya seluruh peserta Fatayat NU telah menyelesaikan sidang pleno dan menghasilkan beberapa rekomendasi.
Pertama, dalam bidang politik Fatayat NU mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama perempuan untuk menjadi agen perdamaian.
Fatayat NU menghimbau masyarakat untuk menerapkan demokrasi sehat. Di tahun politik semua hal bisa terjadi termasuk ancaman perpecahan.
Maka perempuan sangat berpotensi untuk mampu meredam konflik dengan cara yang baik.
Selain itu, Fatayat NU menghimbau perempuan Indonesia yang memiliki potensi untuk ikut berpartisipasi dalam kancah politik. Karena masalah ketertinggalan perempuan di ranah politik dan kebijakan publik masih minim.
Sehingga jika perempuan potensial terjun di dalamnya maka resiko masalah anak dan perempuan di negeri ini bisa lebih diminimalisir.
Dalam hal ekonomi, Fatayat NU mendorong berbagai pihak dan kementerian terkait untuk lebih memperhatikan peluang bagi perempuan. Aturan dan kebijakan yang di produksi seharusnya juga ramah perempuan.
Termasuk peluang bisnis, pemerintah hatus membuka akses yang lebih mudah bagi perempuan.
Kedua, dalam bidang advokasi dan hukum Fatayat NU mengajak seluruh perempuan untuk lebih sensitif terhadap ancaman kekerasan seksual dan fisik. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga untuk anak-anak.
Angka kekerasan terhadap ibu dan anak setiap tahun terus meningkat. Maka Fatayat NU mendorong pemerintah baik legislatif, eksekutif, kepolisian, dan seluruh pihak agar lebih serius dalam penanganan kasus ini.
Fatayat juga mengajak seluruh organisasi perempuan untuk terus memperjuangkan masalah kawin anak. Indonesia masih menempati urutan kedua di Asia Tenggara dengan jumlah kawin usia anak terbesar.
Pada masalah kesehatan, Fatayat NU serius menangani kasus gizi dan tumbuh kembang anak.
Sampai saat ini Fatayat NU masih aktif terlibat dalam upaya pencegahan stanting. Berbagai program dan kerjasama dilakukan agar dapat terus mengkampanyekan gerakan cegah stanting. Demi menjaga kualitas generasi penerus bangsa ini.
Disisi lain, fenomena PTM (penyakit tidak menular) di Indonesia terus meningkat. Ini terjadi salah satunya karena rendahnya kesadaran masyarakat akan upaya pencegahan dini. Termasuk ancaman kanker serviks yang menjadi ancaman serius perempuan Indonesia.