Duh, Setelah Berobat ke RS, badan Bocah 2 Tahun Ini Malah Kaku
Tangannya tertekuk, kaku. Begitu juga dengan dua kakinya yang terlihat menempel antara kanan dan kiri.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Terenyuh! Perasaan itu akan langsung melanda saat bertemu dengan Iqbal Dwi Saputra (2). Tubuhnya tampak mungil tidak seperti anak seusianyanya.
Tangannya tertekuk, kaku. Begitu juga dengan dua kakinya yang terlihat menempel antara kanan dan kiri.
Begitu juga badannya juga tampak tak lentur. Untuk berbaring saja harus selalu menghadap ke kanan.
Tangis Iqbal juga tidak kunjung henti. Meski tidak kencang, hal itu cukup membuat mata kedua orang tuanya berkaca-kaca.
Baca: Hula-hula Palsu di Acara Pernikahan, Diduga Mau Mencopet
"Dulunya nggak kayak gini, normal sampai satu tahun," terang ibunda Iqbal, Desi Hartanti (39).
Ditemui di rumahnya, Jalan Wiroto Raya Nomor 36 RT 03 RW 07 Kelurahan Krobokan, Semarang Barat ia menjelaskan setahun lalu, putra ke duanya tersebut tumbuh layaknya bayi pada umurnya.
Merangkak dan mulai belajar berjalan dilalui dengan normal. Namun, semua berubah saat anaknya mulai kejang.
"Saat itu dibawa ke rumah sakit, di Paviliun Garuda RSUP dr Kariadi, sekitar seminggu lalu pulih dan pulang, beberapa hari di rumah kambuh lagi, saya bawa lagi kali ini sempat koma dan nggak bangun-bangun, dirawat di HCU saat itu," terangnya.
Selama kurang lebih satu bulan di HCU ia mendapati anaknya sudah tidak pernah kejang lagi. Namun kini tangan dan tubuhnya kaku.
Iqbal juga susah mengonsumsi makanan sehingga berat badannya terus menyusut. Tangan dan kakinya pun tampak kecil seperti tulang dan kaku.
"Kata dokternya didiagnosa ada virus, sudah sampai ke otak, tapi saya nggak tahu virus apa, kami cuma di minta untuk terus di terapi agar bisa kembali normal," tandas Desi.
Hanya saja, upaya terapi yang dijalankan akhirnya terhenti pada bulan Januari lalu. Pasalnya untuk bisa mendapatkan terapi secara gratis ia harus mengantre sehingga jadwalnya menjadi berantakan.
"Kalau terapi sendiri di luar ada biayanya padahal idealnya seminggu dua kali, kalau ngantri juga jadwalnya jadi nggak tepat, kadang seminggu sekali, kadang bisa seminggu nggak dapat jadwal makanya sejak Januari sampai sekarang sudah nggak terapi," terang wanita yang bekerja di sebuah rumah makan tersebut.
Sementara itu sang suami Dedi Hartono (43) yang bekerja sebagai satpam di PRPP menyatakan sudah kehabisan akal akan mengadu ke siapa.
"Saya sudah hutang sana-sini, tapi anak saya belum ada perubahan, saya cuma ingin dia normal lagi seperti anak yang lainnya," imbuh Dedi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Sedih! Tubuh Bayi 2 Tahun Ini Tiba-tiba Kaku Setelah Berobat di Rumah Sakit,