Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demi Citarum Bersih, Pemerintah Tagih Komitmen Pelaku Usaha dan Industri

Pemerintah melaksanakan berbagai proyek normalisasi sungai Citarum, baik pembenahan yang bersifat struktur maupun infrastruktur

Editor: Content Writer
zoom-in Demi Citarum Bersih, Pemerintah Tagih Komitmen Pelaku Usaha dan Industri
dok. Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Industrialisasi yang tumbuh pesat sejak 1980-an di kawasan sekitar Citarum, telah menyebabkan menumpuknya limbah di sungai sepanjang kurang lebih 300 kilo meter ini.

Dengan hadirnya permasalahan tersebut, Pemerintah tak tinggal diam, berbagai proyek normalisasi sungai Citarum telah diupayakan sejak lama, baik pembenahan yang bersifat struktur maupun infrastruktur.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), menyebut upaya apapun, akan sia-sia jika tidak ada perubahan perilaku masyarakat. Citarum akan tetap kotor, bila tetap menjadi tempat pembuangan sampah, limbah rumah tangga, ditambah limbah pabrik yang mengalir ke Citarum.

"Social enginering, ini yang kini dibutuhkan, membangun kultur hormat pada air, tinggal kita berkomitmen," kata Gubernur Aher, pada kegiatan Deklarasi Bersama Pelaksanaan Perpres 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, di The Trans Luxury Hotel Bandung, Kamis (03/05/2018).

Social enginering ini, kata Aher, dapat ditempuh dalam lingkup konstruktif ataupun non-konstruktif. Upaya konstruktif diantaranya, melalui IPAL untuk industri, pembuatan waduk atau embung di hulu, kolam penampungan banjir di hilir, tanggul penahan banjir penghalang sepanjang tepi sungai, normalisasi sungai, serta pembangunan sistem polder dan sumur-sumur resapan.

Sementara metode non-konstruktif, dilakukan melalui Partisipasi Masyarakat yang dibarengi dengan Penataan Hukum. Seperti, partisipasi masyarakat untuk Bank Sampah, Samsat Citarum dengan Polda Jabar, Patroli Air Berbasis Masyarakat, Kerjasama Penanganan Sampah dengan TNI (Pangdam III/Siliwangi).

Juga langkah sosial dan budaya lainnya, seperti tidak menebang pohon di hulu, justru harus banyak menanam pohon, atau tanaman konservatif. Kemudian perubahan perilaku dengan permukiman sehat, dan menghidupkan kembali kearifan lokal yang positif seperti pembentukan masyarakat desa berbudaya lingkungan atau eco -village.

Berita Rekomendasi

"Kalau kemudian masyarakat kita sepakat untuk tidak buang apapun ke sungai, maka sungai kita bisa berubah menjadi sungai yang bersih," kata Aher.

"Air sumber kehidupan, kalau kita ingin memulai kehidupan yang baik, mari pelihara air kita," tambahnya.

Upaya kultural untuk membersihkan sungai Citarum tersebut, sebenarnya telah dicanangkan Gubernur Ahmad Heryawan pada tanggal 22 Juni 2014. Gubernur Jawa Barat mencanangkan program Citarum Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari (BESTARI).

Sementara itu, kepada para pelaku usaha dan industri yang berkumpul pada kegiatan Deklarasi tersebut. Aher mengatakan, Pemerintah telah memberi target waktu tiga bulan kepada pihak industri, untuk membenahi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mereka.

"Ini bagus, diberi waktu tiga bulan kepada Industri untuk melakukan perbaikan bagi yang sudah memiliki IPAL, bagi yang rusak IPAL-nya diperbaiki, bagi yang belum diaktifkan segera diaktifasi, kalau yang belum membuat ya dibuat, paling tidak ada itikad tiga bulan kedepan sudah ada proses," kata Aher.

Intinya, sebut Aher, ada sebuah komitmen yang dibangun bersama-sama. Komitmen tersebut yakni menghadirkan Citarum Harum, Citarum Bersih, dengan cara apapun, dan siapapun tidak ada yang membuang limbah apapun ke sungai Citarum.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 15 Tahun 2018 menugaskan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, untuk mengkoordinasikan pengendalian untuk mengembalikan kualitas air Citarum.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas