Kesaksian Pendaki Merapi: Sesaat Takjub Kepulan Asap, Baru Kemudian Sadar Bahaya dan Lari Ketakutan
Saat Gunung Merapi erupsi tadi pagi, sebanyak 160 pendaki yang tercacat secara resmi di pos pendakian tengah berada dekat dengan puncak
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNNEWS.COM - Saat Gunung Merapi erupsi tadi pagi, sebanyak 160 pendaki yang tercacat secara resmi di pos pendakian tengah berada di area lereng Gunung yang lekat dengan namanya Mbah Maridjan ini.
Menurut kesaksian dua pendaki asal Surabaya Afri Nanda Dwi Utomo dan Hendry Dwiki Ramadhan, sesaat setelah mengabadikan pemandangan Gunung Merapi di pos 1, mereka baru sadar ternyata asap dari puncak Gunung terus membumbung tinggi.
Bersamaan dengan itu, suara gemuruh terdengar semakin kencang dari arah puncak gunung.
Menyadari Gunung tengah erupsi, keduanya pun berusaha menyelamatkan diri dengan lari ke bawah sembari masih mencoba merekam fenomena yang baru saja mereka saksikan.
"Saya sama Hendry langsung lari ke bawah. Orang orang juga berlarian. Kami niatnya sehabis naik dari Merbabu mau melanjutkan naik ke Merapi, tapi baru sampai pos 1 ternyata meletus, " ujar Afri saat dihubungi Tribun Jogja, Jumat (11/5/18) malam.
Afri mengaku perasaannya tak karuan antara takut dan takjub melihat fenomena erupsi gunung berapi yang seumur hidup baru ia saksikan sekali dan dari jarak yang cukup dekat.
Sembari terus lari tunggang langgang, kedua pendaki yang baru pertama kali ingin mendaki Gunung Merapi ini terus merekam dengan kamera ponselnya.
"Sampai tulisan New Selo semua orang yang ada di situ terus saja lari ke bawah sambil berteriak mengingatkan yang lain untuk segera menjauh."
"Kami berdua juga lari terus sampai merasa aman. Lalu kami memutuskan untuk pulang ke Surabaya," ujar Afri. (tribunjogja)