Pembentukan Kader Bela Negara di Bengkulu Tahun 2018
Kegiatan pembentukan kader Bela Negara di Bengkulu berlangsung selama 3 hari dan ditutup dengan peluncuran Warung Pojok Amal Bela Negara
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Gerakan Nasional Revolusi Mental, dan Gerakan Nasional Membangun Karakter Bangsa, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan membentuk kader Bela Negara tahun 2018 di Provinsi Bengkulu.
Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan RI, Laksma TNI Dr. M. Faisal, MM, MCDO mengatakan, melalui cara ini diharapkan dapat terbentuk kader-kader yang disiplin, optimis, taat hukum, pekerja keras.
"Juga melaksanakan perintah Tuhan sesuai agamanya masing-masing serta senantiasa mengedepankan kebaikan dalam kesehariannya," kata Faisal dalam keterangan pers, Minggu (13/5/2018).
Kegiatan pembentukan kader Bela Negara di Bengkulu berlangsung selama 3 hari dan ditutup dengan peluncuran Warung Pojok Amal Bela Negara yang berada di Kawasan Simpang Lima Bengkulu.
Warung Pojok Amal Bela Negara ini dikelola oleh para kader Bela Negara yang menjajakan paket makanan seharga Rp 3000,-/pax dan ditujukan bagi masyarakat kurang mampu.
Peluncuran Warung Pojok Amal Bela Negara disaksikan langsung oleh Direktur Bela Negara serta para kader Bela Negara 2018 di provinsi Bengkulu.
Baca: Wiranto Minta Wantannas Susun Program Bela Negara yang Dapat Diterima Masyarakat
“Selain membantu masyarakat yang kurang beruntung juga dimaksudkan untuk membentuk karakter kader-kader Bela Negara berjiwa Pancasila, beretika, dan memiliki jiwa saling peduli antar sesama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,’ Jelas Laksma M. Faisal.
Faisal menambahkan, arus globalisasi dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini telah begitu nyata berpengaruh terhadap dinamika kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara.
Radikalisme, terorisme, aliran sesat, penyalahgunaan narkoba, ujaran kebencian, pencurian dan penyelundupan sumber daya alam, pelanggaran wilayah, serta kejahatan siber dan lainnya menjadi ancaman Bersama.
Kegiatan yang diikuti 200 peserta dari kalangan mahasiswa, ormas dan komunitas yang ada di Provinsi Bengkulu tersebut dimaksudkan untuk membangun sikap dan mental agar peserta menjadi manusia yang berkarakter keIndonesiaan.
Juga memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dapat menunjang aktualisasi dirinya dalam masyarakat, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya dalam pembelaan negara sesuai kemampuan dan profesinya.