Ada Indikasi Pengikut ISIS dan Paham Radikal di Kaltara
Teroris cenderung berciri intoleran, fanatik, membedakan diri dari umat agama lain yang umum
Editor: Eko Sutriyanto
"Nanti juga upayakan meminta Lurah/Desa, RT melakukan siskamling rutin," sebutnya. Irianto juga meminta setiap kepala SKPD memantau kegiatan-kegiatan stafnya.
*Kasdam: Ada Perbedaan Mendasar Aksi Teror Kelompok JI dan JAD
Kasdam VI/Mulawarman Kasdam VI/Mulawarman Brigjen TNI Teguh Pudjo Rumekso menuturkan, terjadi perbedaan besar aksi terorisme zaman 90an dengan sekarang. Dulu kelompok Amrozi dan Imam Samudra cs, melakukan aksi teror di tempat-tempat yang ada keterkaitan dengan asing khususnya Amerika.
"Kedubes Amerika, Australia, dan bom bali. Kenapa karena waktu itu kelompok bermain adalah Jamaah Islamiah yang berafiliasi dengan Alkaidah. Jadi apapun berbau Amerika dan sekutunya akan dimusuhi. Dulu juga sangat terlatih. Ada pelatihan kemudian praktek," katanya.
Saat ini, kelompok teroris yang eksis adalah Jamaah Ansarut Daulah (JAD). Kelompok ini kata Kasdam yang berafiliasi dengan ISIS.
"Mereka itin dirikan negara, tidak mengenal pekerjaan, agama. Dia beranggapan bahwa semua harus ikut kepada ISIS. Negara Islam pun dia tidak benarkan," katanya.
Semakin terpecahnya ISIS di Timur Tengah, membuat pemimpin kelompoknya memerintahkan simpatisannya pulang ke negaranya masing-masing.
"Doktrinnya adalah relawan kembali ke negara masing-masing. Makanya kita temukan bom-bom yang berhulu ledak kecil seperti bom buku, bom panci, dan apa yang baru-baru ini terjadj," katanya.
Simpatisan JAD, dinilai Kasdam tidak ahli seperti teroris era tahun 90an hingga tahun 2000an.
"Sekarang ini mereka cenderung belajar dari internet. Yang membedakan pula adalah kenekatannya. Dengan kemampuan seperti organisasinya juga berbeda. Sekarang ketemu siapapun, itu 'hantam' semua," sebutnya.
Jalur Kalimantan Utara lanjutnya adalah jalur yang paling aman untuk dilalui teroris keluar masuk Indonesia.
"Sebatik Kabupaten Nunukan sebagian daerah transit, bisa jadi mereka berkedok TKI masuk dulu ke Tawau kemudian masuk sanpai ke Marawi. Ini jalur benar," sebutnya.
Luasnya hutan Kayan Mentarang lebih dari 1 juta hektare juga bisa jadi area pintu keluar masuknya teroris. Ia meminta masyarakat tetap waspada. Dan yang harus dilakukan adalah mematangkan perencanaan dan persiapan.
"Artinya, deteksi dininya harus kita persiapkan dengan baik," katanya. (Wil)