Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Pernah Besuk Napi Teroris di Lapas Kediri
Untuk itu, Kapolresta Kediri mengajak semua elemen masyarakat untuk bergandeng menjaga kamtibmas di Kota Kediri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Pelaku pengebom bunuh diri di depan Mapolrestabes Surabaya ternyata pernah membesuk tahanan napi teroris yang saat ini ditahan di Lapas Kota Kediri.
"Siapa saja yang membesuknya kita sudah diketahui. Salah satunya yang menyerang Mapolrestabes Surabaya juga pernah besuk di Lapas Kediri,," ungkap AKBP Anthon Haryadi, Kapolresta Kediri, Jumat (18/5/2018).
Selain itu, keluarga Dita yang menjadi pelaku pengeboman tiga gereja di Kota Surabaya termasuk juga yang pernah membesuk napi teroris di Lapas Kediri.
Baca: Densus 88 Grebek Rumah Terduga Teroris Saat Berbuka Puasa
Untuk itu, Kapolresta Kediri mengajak semua elemen masyarakat untuk bergandeng menjaga kamtibmas di Kota Kediri.
Termasuk peningkatan penjagaan tempat ibadah yang akan menggelar misa.
"Bermula dari Kota Kediri muncul Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Panguyuban Antar Umar Beragama (PAUB)," tambahnya.
Satu napi teroris yang menghuni Lapas Kediri berasal dari Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Napi ini sudah setahun terakhir dipindahkan ke Lapas Kediri dari lokasi semula ditahan di Lapas Medaeng.
Sebelumnya, Pjs Wali Kota Kediri, Jumadi mengharapkan partisipasi dari masyarakat untuk mencegah paham radikalisme menyebar ke masyarakat.
Upaya itu dapat diwujudkan dari tingkat terkecil rumah tangga, RT, RW dan lingkungan.
"Kalau ada upaya partisipatif dari masyarakat merupakan upaya preventif yang sangat luar biasa. Bagaimana lingkungan RT dan RW juga ikut mengawasi," jelasnya.
Baca: 6 Fakta tentang Terdakwa Kasus Terorisme Aman Abdurrahman yang Divonis Hukuman Mati
Selain itu Pemkot Kediri bakal menggandeng para tokoh agama untuk melakukan pembinaan.
Pascakejadian di Kota Surabaya, Pemkot Kediri terus meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan deteksi dini. Termasuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi di Kota Kediri.
Jumadi juga menegaskan upaya deteksi dini dan selalu waspada sangat penting. "Kita tidak boleh takut, dan kecermatan kita untuk menguasai lingkungan terkecil menjadi lebih penting," tambahnya.
Karena semua kejadian berawal dari rumah tangga. Kalau lungkungan terkecil mulai dari dasa wisma, RT dan RW lebih cermat dapat diantisipasi," harapnya. (Surya/Didik Mashudi)