Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Bukber dengan Mantan Napiter dan Keluarga
Sentuhan yang terus menerus menjadi salah satu poin penting dalam melakukan deradikalisasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPT
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sentuhan yang terus menerus menjadi salah satu poin penting dalam melakukan deradikalisasi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Pol Drs. Suhardi Alius M.H dalam acara Silaturahmi dan Buka Puasa bersama BNPT di Medan, Provinsi Sumatera Utara, Jumat (25/05/2018). Menurutnya, banyaknya silaturahmi dan sosialisasi bisa menjadi cara yang baik dalam mencegah timbulnya kembali bibit-bibit terorisme di masyarakat.
"Acara buka bersama yang kita lakukan dengan mantan napiter (narapidana terorisme) dan keluarganya ini adalah salah satu program yang kami lakukan dalam rangka deradikalisasi," kata Suhardi Alius.
Ia juga menambahkan bahwa deradikalisasi itu bukan sebuah proses yang instan. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dari program ini. Pertama adalah faktor internal yaitu pribadi masing-masing individunya dan kedua yang juga cukup penting adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan masyarakat.
"Sentuhan dari masyarakat ini sangat penting. Jangan marjinalkan mereka (mantan napiter). Pemerintah daerah pun harus ikut andil ketika para napiter ini sudah kembali ke masyarakat," tegas mantan Sekretaris Utama Lemhannas.
Pada kesempatan ini ia juga menyampaikan bahwa dengan disahkannya UU Terorisme ini akan membuat BNPT lebih proaktif dalam melakukan penanggulangan terorisme, salah satunya program deradikalisasi. Dengan ada landasan yang lebih kuat, BNPT akan berupaya agar semua mantan napiter yang tersebar di Indonesia bisa segera mengikuti program deradikalisasi.
"Sampai saat ini sudah ada sekitar 630 mantan napiter yang sudah kembali di masyarakat dan kita sudah mengikutkan 325 pada program deradikalisasi. Ke depannya semuanya akan kita masukkan ke dalam program ini," jelas Kepala BNPT.
Selain Kepala BNPT, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Pansus RUU Terorisme, HR Muhammad Syafi'i, SH, M.Hum dan beberapa pejabat BNPT dan pejabat daerah serta 15 mantan napi terorisme dan keluarganya.