Kenapa Mesjid Kerap Dijadikan Tempat Berpolitik? Ini Penjelasan Wakapolri
Terlebih lagi, momen Pilkada serentak di Indonesia tidak terkecuali di Jabar kerap menjadikan mesjid sebagai tempat berpolitik.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Wakapolri Komjen Sjafruddin menjelaskan penyebab kenapa mesjid kerap dijadikan tempat berpolitik bagi sejumlah orang.
Terlebih lagi, momen Pilkada serentak di Indonesia tidak terkecuali di Jabar kerap menjadikan mesjid sebagai tempat berpolitik.
Komjen Sjafruddin yang juga sebagai Ketua Dewan Mesjid Indonesia menjelaskan, di dunia, ada dua negara yang tidak mengontrol mesjidnya, yakni Indonesia dan Pakistan. Padahal, banyak mesjid di negara lain dibangun dan dikontrol oleh pemerintah.
"Hampir 98 persen mesjid di Indonesia dibangun secara swadaya, sisanya dibangun pemerintah sehingga terkontrol," kata Sjafruddin saat jadi pembicara dalam agenda Inspirasi Ramadan di Mesjid Salman, Jalan Ganesha Kota Bandung, Jumat (1/6/2018).
Data sementara yang diterima pihaknya, saat ini ada satu juta lebih mesjid di Indonesia dan mayoritas dibangun swadaya oleh anggota masyarakat. "Lalu yang dibangun atau dikontrol pemerintah berapa, cuma dua persen," kata Sjafruddin.
Sehingga, tidak jarang pemerintah kebobolan ketika sekelompok organisasi atau partai menjadikan mesjid sebagai tempat berpolitik. Sjafruddin menjelaskan itu saat ditanya peserta soal fenomena mesjid kerap dijadikan sarana berpolitik.
"Dewan Mesjid Indonesia hanya menjadi fasilitator, tidak bisa mengatur. Tidak bisa mengontrol juga. Karenanya, balik ke diri sendiri, kita masuki mesjid dengan hati tulus ikhlas," kata Sjafruddin.