Pos Lintas Batas Negara di Kaltara Mulai Digarap DED-nya
PLBN Long Midang dan Sei Pancang bertipe A. Sedang PLBN Labang dan Long Nawang (Malinau) bertipe B.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Kementerian PUPR telah mengalokasikan dana kegiatan penyusunan detail engineering design (DED) pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Pancang (Sebatik) dan Long Midang (Krayan) di Kabupaten Nunukan.
Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara (PLBN) Setprov Kalimantan Utara Samuel ST Padan me menjelaskan, tim Kementerian PUPR sedang melakukan survei di lokasi-lokasi itu. Belum diketahui berapa lama pengerjaan penyusunan DED dan alokasi anggaran yang disiapkan Kementerian PUPR.
Yang sudah Samuel pastikan ialah tipologi PLBN yang dibangun. PLBN Long Midang dan Sei Pancang bertipe A. Sedang PLBN Labang dan Long Nawang (Malinau) bertipe B.
"Penetapan tipologi sesuai dengan intensitas perlintasannya. Fungsi dan bangunan fisiknya juga berbeda,” kata Samuel, Minggu (3/6/2018).
Kebutuhan lahan pembangunan PLBN bervariasi. Mulai dari 3 sampai 10 hektare. PLBN Labang membutuhkan lahan 10 hektare. Sedang PLBN Long Midang, Sei Pancang, dan Long Nawang berkisar 3 sampain5 hektare.
Kementerian PUPR memasukkan PLBN Sei Pancang dan Long Midang/Krayan dalam prioritas 1. Di daftar Prioritas 1 ini, juga terdapat PLBN Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang (Kalimantan Barat), dan PLBN Sota, Kabupaten Merauke (Papua).
Adapun PLBN Long Nawang di Malinau dan PLBN Labang, Nunukan masuk dalam Prioritas 2. Di daftar Prioritas 2 ini, juga ada PLBN Serasan, Kabupaten Natuna (Kepulauan Riau), Sei Kelik/Jasa, Kabupaten Sintang (Kalimantan Barat) Napan, Kabupaten Timur Tengah Utara (Nusa Tenggara Timur), dan Oepoli, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur).
Sebelumnya, Samuel mengatakan, kehadiran PLBN di Kalimantan Utara lanjutnya sangat dinanti oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Infratruktur itu dianggap bisa meningkatkan aspek keamanan, kepatuhan saat perlintasan, dan perdagangan lintas negara di perbatasan bisa terkontrol dengan baik.
"Bisa jadi nilai jual hasil bumi dan komoditas lain masyarakat kita makin tinggi. Tetapi secara keseluruhan, PLBN itu bisa meningkatkan perekonomian di perbatasan," sebutnya.
Di Kalimantan Utara terdapat sedikitnya 12 titik entry point yang insentif menjadi gerbang lalu lintas Indonesia-Malaysia. Dari 12 titik entry point itu, empat diantaranya sudah cukup layak dibangun PLBN. (Wil)