'Klithih' Yang Sebabkan Dwi Tewas, Ternyata Seorang Remaja yang Pernah Jadi Korban Penganiayaan
Karena itulah Titan berkeinginan untuk mencari dan membalas orang yang telah membacok kakinya beberapa waktu lalu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA -- Kasus pembacokan yang menewaskan seorang mahasiswa UGM akhirnya menemui titik terang.
Polisi berhasil meringkus lima orang yang dikenal sebagai klithih tersebut.
Kelima pelaku pembacokan dan perampasan dengan penganiayaan di dua tempat berbeda beberapa hari lalu telah diringkus anggota Polresta Yogyakarta.
Setelah dimintai keterangan, ternyata pelaku melakukan aksinya tersebut karena pernah menjadi korban penyerangan oleh orang lain, selain itu ada yang membalaskan dendam temannya.
Saat ini kelima pelaku tersebut masih berada di Polresta Yogyakarta untuk proses lebih lanjut.
Kapolresta Yogyakarta, AKBP Armaini, SIK mengatakan, bahwa ADYTS (19) alias Yafet Titan, warga Badran, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta sekaligus pelaku pembacokan yang menewaskan Dwi Ramadhani Herlangga (26), Plamongansari, Pandurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah sebelumnya pernah menjadi korban pembacokan.
Karena itulah Titan berkeinginan untuk mencari dan membalas orang yang telah membacok kakinya beberapa waktu lalu.
Lanjut Kapolresta, di sisi lain ternyata Titan masih menghafali jenis kendaraan bermotor yang dikendarai oleh orang yang pernah membacoknya.
Tak disangka, jenis sepeda motor yang dikendarai korban bersama temannya saat berkeliling membagikan santap sahur di sekitar Kota Yogyakarta kemarin Kamis, (7/6/2018) dini hari memiliki kemiripan dengan sepeda motor yang dipakai oleh orang yang membacok kaki pelaku.
Karena dendam dan ingin membalas perbuatan orang tersebut, pelaku yang saat itu membonceng MWD alias W (16), warga Blunyah Rejo, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta langsung mengejar korban bersama saksi dengan sepeda motor jenis matik.
"Tahu motornya sama lalu mengejar dan melakukan aksinya, padahal salah sasaran. Pelaku ini memang sebelumnya nongkrong di sekitar TKP sama teman-temannya, pelaku juga sudah mempersiapkan clurit," katanya, Minggu (10/6/2018).
Lebih lanjut, kepada pihaknya, W mengaku bahwa tidak menyangka jika saat itu Titan akan langsung membacok korban dengan clurit.
Karena dikira W, Titan hanya akan menanyai korban terkait asal usul dan dari kelompok mana.
Menurut Kapolresta, keduanya saat ini masih diperiksa secara intensif oleh pihaknya.
Senada dengan motif pelaku pembacokan di Gondokusuman, ternyata ketiga pelaku pembacokan dan perampasan sebuah smartphone di sebuah sebuah warung burjo Jalan Kapten P. Tendean Wirobrajan, Kota Yogyakarta juga melakukan aksinya tersebut karena salah seorang teman pelaku menjadi korban penyerangan oleh kelompok lain.
Adapun, ketiga pelaku tersebut adalah SFA alias Denza (17), warga Prawirodirjan, Gondomanan, DMS alias Dimas (19), warga Celeban, Umbulharjo dan YNC alias Yoga (19), warga Celeban, Tahunan, Umbulharjo.
"Saat itu rombongan pelaku ingin mencari kelompok yang mengeroyok temannya. Kemudian saat korban duduk di depan warung langsung didatangi dan langsung dibacok, serta Hpnya ikut dirampas," katanya.
Ditambahkannya, berkenaan dengan kejadian tersebut, ia mengimbau kepada masyarakat khususnya para orangtua agar meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya, terutama yang kerap keluar pada malam hari.
Hal itu dikarenakan kebanyakan kejadian anirat terjadi malam hari, serta untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.(TRIBUNJOGJA.COM)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.