Tewas Saat Latihan Paralayang, Keluarga Cerly Pertanyakan Standar Keselamatan
Tangisan histeris mengiringi kedatangan jenazah Cerly Aurelia (18) atlet paralayang asal Jombang yang tewas terjatuh dari ketinggian
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Tangisan histeris mengiringi kedatangan jenazah Cerly Aurelia (18) atlet paralayang asal Jombang yang tewas terjatuh dari ketinggian saat latihan di Gunung Banyak, Kota Batu.
Kesya Andiany, tidak kuasa menahan haru ketika mobil ambulans pengantar jenazah adik kandungnya tiba di rumah duka Dusun Gedang, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Selasa (12/6/2018) sore.
Tidak terasa wajahnya pun berlinang air mata saat melihat jenazah Cerly Aurelia dibopong warga masuk ke dalam rumah. Kesedihannya semakin memuncak di kala melihat jenazah korban sudah berada di atas dipan kayu berada di ruang tamu.
Baca: Nikahi Pemuda 21 Tahun, Kini Nenek 78 Tahun Hamil Tujuh Bulan
Baca: Percakapan Rika dengan Hendri Sebelum Gadis Cantik Itu Dibunuh dan Dimasukkan ke Kardus
Kesya perlahan mendekat memeluk tubuh Cerly yang terbujur kaku tertutup kain cokelat sembari menangis tersedu-sedu.
Dia menangis histeris mengusap-usap tubuh adiknya sembari memangil korban.
"Dik ini aku kakak kamu, Ya Allah kok jadi seperti ini," ujar Kesya sembari sesegukan menahan tangis.
Kesya begitu terpukul mendapati adiknya pulang dalam kondisi meninggal dunia. Saking sayangnya dia sempat membuka kain yang menutup wajah adiknya itu. Dia terus menangis sambil mencium wajah adiknya yang sudah tiada.
Kerabat dekat hingga sabahat sekolah korban yang berada di ruangan turut larut dalam duka mendalam terkait kepergian korban secara tiba-tiba tersebut.
Sejumlah tetangga takziah di rumah duka berupaya menenangkan pihak keluarga.
Jenazah korban disucikan di depan rumah oleh warga setempat. Rencananya, korban dimakamkan di area pemakamam umum tidak jauh dari rumahnya.
Kesya Andiany menceritakan pihak keluarga perlu kejelasan terkait kronologi kejadian kecelakaan saat latihan Paralayang yang merenggut nyawa adiknya.
Mereka mempertanyakan standar keamanan, khususnya kepada pelatih saat melatih korban di Gunung Banyak, Kota Batu.
"Kami ingin tahu kejadian sebenarnya yang menimpa adik saya," ujarnya kepada Surya.co.id.
Dia tidak tahu mau menyalahkan siapa lantaran pihak keluarga juga mendukung korban sebagai atlet paralayang.
Korban adalah anak kedua dari tiga bersaudara ini baru lulus sekolah SMAN Ploso menunggu Ijazah yang rencana akan kerja.