Kepikiran Keempat Anaknya yang Hilang, Sri Wahyuni Mengaku Tidak Mampu Makan
Sri berang lantaran melihat beberapa petugas polisi yang seharusnya empati dan sigap dalam kejadian ini, malah santai dan asyik bermain handphone
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sri Wahyuni, warga asal Kota Tebing Tinggi, berang lantaran melihat beberapa petugas polisi yang seharusnya empati dan sigap dalam kejadian ini, malah santai dan asyik bermain handphone.
"Bapak-bapak bisa tenang di situ, kalian tidak tahu bagaimana rasanya kami sebagai keluarga yang menunggu kepastian Keluarga kami yang masih hilang," kata Wahyuni di Pelabuhan Tigaras, Selasa (19/6/2018)
"Kami makan sesuap nasi saja tidak bisa. Sekuat-kuatnya orang kalau yang terkena musibah, kalau kita tidak bisa mendapat kepastian tidak akan sanggup," sambungnya
Wahyuni menjelaskan bahwa dulu kalian para polisi, sewaktu mau masuk menjadi anggota kepolisian bersumpah berani melakukan hal apapun.
Tapi setelah jadi malah kerjanya demikian.
Kalau memang tidak sanggup, seharusnya lebih baik copot baju dinasnya, nggak perlu itu semua.
"Saya marah, karena ada anak-anak saya ada di KM Sinar Bangun itu. Tadi malam jam 01.30 WIB saya sudah sampai, tapi saya lihat persiapan apapun tidak ada dilakukan sama sekali. Mobil Truk Tanki itu sebenarnya sudah parkir sejak tadi malam, tapi mengapa baru tadi pagi sibuk dibenahi semuanya," ujarnya kesal.
"Seharusnya kalau tahu kejadian seperti itu, persiapan di lokasi sudah dipersiapkan dengan matang. Persiapan peralatan dan tadi 08.30 WIB Kapal Fery baru bergerak mencari, apa nggak bisa jam 07.00 WIB bergeraknya. Ada 4 anak-anak saya di dalam KM Sinar Bangun itu, belum lagi kawan-kawannya," ucap Wahyuni sambil menyeka air matanya. (cr9/tribun-medan.com)