Detasemen Jalamangkara TNI AL Turunkan Alat Canggih Cari Posisi Kapal di Kedalaman 600 Meter
Diperkirakan kapal karam berada di dasar danau toba di kedalaman sekitar 490 meter
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pencarian korban Kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin (18/6/2018) terus diupayakan.
Kamis (21/6/2018) hari ini, sudah memasuki hari ke 4 pencarian korban.
Terakhir tim evakuasi hanya menemukan tiga jenazah korban pada Rabu (20/6/2018) kemarin.
Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Medan, Budiawan yang berperan sebagai SAR Mission Coordinator mengatakan Tim SAR sudah menurunkan penyelam ke tempat kejadian karamnya kapal tidak bermanifest tersebut.
Sebanyak 10 perahu karet, tiga Kapal Basarnas dan tiga kapal Polisi Air juga disebar ke seputar lokasi karamnya kapal namun hingga kini, belum juga mendapatkan hasil yang signifikan terhadap korban KM Sinar Bangun yang hilang.
"Untuk pencarian kita lakukan ke arah timur laut selatan. Karena banyak korban ditemukan dari arah sana," kata Budiawan, Kamis (21/6/2018)
"Pencarian juga akan diperluas hingga radius 6 Km dari lokasi karamnya kapal. Tim akan menyelam di seputaran kawasan itu. Di lain sisi tim juga mengalami kesulitan karena kedalaman air. Info yang didapat, kedalaman air mencapai 490 meter," ungkapnya.
Lebih lanjut, Budiawan menjelaskan bahwa informasi terbaru TNI AL akan mendatangkan alat yang lebih canggih yang disebut bisa mencapai kedalaman 600 meter.
Alat tersebut juga punya akurasi yang tinggi untuk menentukan posisi kapal.
"Kita dapat informasi, pasukan khusus Detasemen Jalamangkara (Denjaka) atau Detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI AL, yang didalamnya terdiri dari personel Kopaska dan Taifib Marinir TNI AL yang diseleksi ketat dan punya kemampuan khusus, akan diturunkan dari Jakarta, untuk membantu proses evakuasi," pungkas Budiawan. (cr9/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.