Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koster-Ace Kuasai Suara 5 Wilayah di Bali, Namun Gagal di Jembrana

Berdasarkan hasil pemungutan suara, Koster-Cok Ace menang telak dengan total suara 2.892. Sedangkan Mantra-Kerta hanya raih 90 suara.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Koster-Ace Kuasai Suara 5 Wilayah di Bali, Namun Gagal di Jembrana
Tribun Bali
Pasangan calon gubernur Bali nomor urut satu, Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). 

TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Saat pencoblosan Rabu (27/6/2018) kemarin, Wayan Koster bersama istrinya Ni Luh Putu Putri Suastini (52) dan anak pertamanya Ni Putu Dhita Pertiwi (17) mencoblos di TPS 06 Desa Sembrian, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali sekitar pukul 08.00 Wita.

Mereka datang dengan mengendarai mobil dari kediamannya yang berjarak sekitar 200 meter dari TPS 06.

Dari pantauan, penghitungan suara di TPS 06 Desa Sembrian dimulai pada pukul 13.00 Wita.

Tidak banyak warga yang datang untuk menyaksikan penghitungan suara tersebut, termasuk Koster.

Seusai mencoblos, ia bersama istri dan anaknya memilih untuk kembali ke rumahnya, selanjutnya menuju ke Denpasar.

Perbekel Desa Sembiran, I Nengah Sariada, menyebutkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) untuk di seluruh Desa Sembiran berjumlah 4.107 dengan 8 TPS.

Berdasarkan hasil pemungutan suara, Koster-Cok Ace menang telak dengan total suara 2.892.

Berita Rekomendasi

Sedangkan Mantra-Kerta hanya raih 90 suara.

"Sedangkan total surat suara yang tidak sah di Desa Sembiran sebanyak 26. Sedangkan golput sebanyak 1.099 orang," terangnya.

Tingginya angka golput diakibatkan oleh banyaknya warga yang merantau ke Denpasar dan bekerja di kapal pesiar.

Kemenangan mutlak juga diraih paslon Koster-Ace di TPS Cok Ace di Banjar Ubud Tengah, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Bahkan Koster-Ace unggul hingga 90 persen lebih atau mendapatkan suara 411. Sementara Mantra-Kerta hanya mendapatkan suara 38 persen.

Baca: Kepala Cabang Bank BNI Tokyo Pengenalan Lingkungan Dulu Sebelum Petakan Strategi Bisnis Jepang

Secara keseluruhan di setiap kota/kabupaten berdasarkan hitung cepat, Koster-Ace menang di lima wilayah.

Sedang Mantra Kerta menang di empat wilayah.

Koster-Ace menang di Badung dengan suara 78,23 persen, berbanding 21,77 persen untuk Mantra Kerta. Kemudian menang di Tabanan (72,74 persen berbanding 27,26 persen), Buleleng (68,74 persen berbanding 31,26 persen), Bangli (62,7 persen berbanding 37,3 persen), dan Gianyar (63,55 persen berbanding 36,45 persen).

Sementara Mantra-Kerta menang di Denpasar (63,78 persen berbanding 26,22 persen), Karangasem (59,68 persen berbanding 40,32 persen), Klungkung (67,22 persen berbanding 32,78 persen), dan Jembrana menang tipis (50,1 persen berbanding 49,9 persen).

Sekretaris Tim Pemenangan Koster-Ace Bali, IGN Alit Kesuma Kelakan, mengaku puas dengan keunggulan paslonnya dalam quick count yang diselenggarakan SMRC.

Ia memuji kinerja dari para kader partai dan parpol koalisi di Pilgub ini.

"Pertama kami mengapresiasi ya, ini karena kader partai dan rekan-rekan koalisi berjuang," katanya saat dihubungi, Rabu kemarin.

Keunggulan ini lanjutnya karena figur Koster-Ace aktif dalam turun berkampanye di masyarakat.

"Kita punya figur sangat aktif dan dari sisi kemampuan sangat mendominasi sehingga klop," paparnya.

Kembang Akui Gagal
Kekalahan di Jembrana cukup mengejutkan bagi pasangan Koster-Ace. Maklum, Jembrana merupakan basis suara PDIP karena memiliki bupati dan wakil bupati.

Tim Pemenangan Koster-Ace di Jembrana, I Made Kembang Hartawan, mengakui torehan hasil Pilgub Bali 2018 ini merupakan sebuah kegagalan.

Baca: Bikin Seminar di Bali, Instruktur Yoga Profesional Jepang Ajak Kerja Sama Pengusaha Indonesia

Meskipun demikian, dia sebagai ketua tim tidak menyalahkan tim atau kadernya. Menurutnya, hal ini merupakan kesalahannya karena salah menerapkan strategi.

Dengan kondisi ini, Kembang yang juga sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Jembrana siap menerima teguran dan arahan dari pimpinan partai.

Selain itu, Wakil Bupati Jembrana ini juga mengaku siap menerima sanksi terkait torehan suara Pilgub Bali 2018 yang buruk di Bumi Makepung.

Nantinya, hasil torehan ini juga akan dijadikan acuan dalam perbaikan sistem sehingga pada tahun selanjutnya akan kembali meraih hati masyarakat.

"Hasilnya di Jembrana hancur, saya malu dengan teman-teman di kabupaten lain. Saya akui ini kesalahan saya dalam menerapkan strategi," kata Kembang ketika dikonfirmasi Rabu kemarin.

Adapun Alit Kelakan mengaku tidak khawatir dengan kekalahan di Jembrana berdasarkan hitung cepat.

Ia masih optimis akan mampu menguasai Jembrana. Apalagi dalam quick count itu kedua paslon hanya memiliki jarak 0,5 persen dengan margin error 2,4 persen.

"Kita dua kali survei SMRC di sana selalu menang, sekarang bedanya 0,5 persen dan margin error 2,4 persen. Saya yakin di Jembrana menang kalau real count-nya," katanya.

Terkait dengan kekalahan di Karangasem dan Klungkung, Alit Kelakan mengaku dapat memahami hal tersebut.

Pasalnya di dua kabupaten tersebut pihaknya bukan partai pemenang di Pileg 2014 lalu.

Seperti diketahui di dua kabupaten tersebut tidak dikuasai oleh PDIP, Klungkung oleh Gerindra dan Karangasem oleh Golkar.

"Kalau di kabupaten lain kita harus tahu realita politik lah, Klungkung dan Karangasem, kita harus tahu partai kita bukan pemenang di situ, Ketua DPRD bukan kita. Tapi kita bisa mengimbangi kan hebat sekali kita," jelasnya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas