Gunung Agung Meletus Disertai Dentuman dan Lava Pijar
"Gunung e meletus...gunung e meletus...! Teriak sejumlah warga saat Gunung Agung meletus yang disertai lontaran lava dan batu pijar, Senin (2/7) pukul
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - "Gunung e meletus...gunung e meletus...! Teriak sejumlah warga saat Gunung Agung meletus yang disertai lontaran lava dan batu pijar, Senin (2/7) pukul 21.04 Wita.
Warga di sekitar lereng gunung panik, dan berhamburan turun gunung untuk mengungsi ke daerah-daerah yang lebih rendah.
Baca: Andai Diundang ke Nikahan Billy Syahputra dan Hilda, Kriss Hatta Kuatkan Hati Gandeng Miss Universe
Sang Hyang Giri Tohlangkir kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi sepanjang Senin kemarin. Dari pagi hingga sore hari, Gunung Agung mengalami lima kali erupsi kecil dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 meter hingga 2.000 meter.
Pada Senin malam, tiba-tiba masyarakat sekitar Gunung Agung dikejutkan letusan disertai dengan suara ledakan keras. Lebih mengejutkan lagi Gunung Agung juga melontarkan batu pijar. Lontaran ini menyebabkan kebakaran di sekitar puncak dan lereng gunung.
PVMBG melaporkan erupsi terjadi pukul 21.04 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.
Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.
Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar di beberapa bagian.
Relawan Pasebaya melaporkan bahwa lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem. Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas.
Pantauan satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik dominan mengarah ke barat. Namun hingga tadi malam Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, masih beroperasi normal. Demikian pula bandara di Banyuwangi, Jember, dan Lombok.
Pelepasan Energi
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, menjelaskan tingginya aktivitas Gunung Agung beberapa hari berlakangan bukanlah dibangun dalam sehari. Pihak PVMBG telah mengamati adanya peningkatan tekanan di perut Gunung Agung sejak 13 Mei 2018.
"Jadi beberapa erupsi hari ini, adalah wujud pelepasan tekanan energi di perut Gunung Agung yang kita sudah amati sebulan terakhir," ujar Devy Kamil Syahbana di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, tadi malam.
Ia menjelaskan, sejak tanggal 28 sampai 29 Juni, Gunung Agung terus mengalami erupsi efusif. Lava mengalir dan mendingin ketika di permukaan kawah.