Soal Penyelundupan Koral, ACC: Ada Indikasi Permainan Oknum Petugas
Aktivis Anti Corruption Committe (ACC) Sulawesi, menyoroti penyidikan kasus penyelundupan koral di Polda Sulsel.
Editor: Hendra Gunawan
Ada sekitar tujuh orang yang dipanggil dan diperiksa sebagai saksi, mulai dari pihak pengirim sampai pemiliknya yang merupakan warga negara asing.
21 boks yang disita berisi ratusan jenis Coral Sulsel diterbangkan ke Bandara Ngurah Rai di Bali. Dan bakal dijual ke tiga negara, Singapura, Cina, Thailand.
Pelaku penyelundupan koral hidup Sulsel yaitu pemilik CV Banyu Samudera Lestari Makassar, Bambang dan tiga karyawan yakni, Iqbal, Andi Hasrun dan Irfan.
Polisi memeriksa Bambang, lalu seorang oknum pegawai di Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulsel, dan satu petugas Avsec atau polisi Bandara Sultan Hasanuddin Maros, Nurhadi.
Selain itu, pemilik atau pembeli koral itu yang diduga masih berada di Bali yang merupakan warga negara asing (WNA), Mr. Neo Liok Swee alias Desmon.
Diketahui, CV Banyu Samudera Lestari Makassar telah mengirim koral ke Bali yang ditujukan kepada Desmon sejak awal Desember 2016 hingga 2017.
Dari data yang dihimpun tribun-timur, ada 14 kali pengiriman dengan total berat 2.438 kilogram atau nyaris 2,5 ton yang diseludunpkan lewat jalur bandara..
Jumlah Pengiriman Dilakukan
1. 14 Desember 2016 sebanyak 172 kg.
2. 7 Januari 2017 sebanyak 108 kg.
3. 28 Februari 2017 sebanyak 44 kg.
4. 3 Maret 2017 sebanyak 204 kg.
5. 15 April 2017 sebanyak 172 kg.
6. 15 April 2017 sebanyak 140 kg.
7. 20 April 2017 sebanyak 359 kg.
8. 1 Mei 2017 sebanyak 197 kg.
9. 17 Mei 2017 sebanyak 98 kg.
10. 23 Mei 2017 sebanyak 290 kg.
11. 1 Juni 2017 sebanyak 40 kg.
12. 14 Juni 2017 sebanyak 165 kg.
13. 20 Juni 2017 sebanyak 350 kg.
14. 26 Juli 2016 sebanyak 99 kg.
