Gelombang Pasang Pesisir Sangihe, Talud dan Rumah Rusak
Tidak hanya satu tempat, tanggul di Kelurahan Akengbuala Tahuna juga alami kerusakan akibat terjangan ombak.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Manado Johnly Kaletuang
TRIBUNNREWS.COM, SANGIHE - Cuaca ekstrim yang mulai melanda Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam dua hari terakhir membuat wilayah pesisir alami kerusakan akibat terjangan gelombang pasang.
Seperti wilayah pantai Kelurahan Santiago Tahuna yang dihantam ombak, membuat talud di samping rumah warga hancur, serta sebagian rumah alami kerusakan.
Tidak hanya satu tempat, tanggul di Kelurahan Akengbuala Tahuna juga alami kerusakan akibat terjangan ombak. Selain itu juga, di Kelurahan Tidore air laut sampai ke jalan raya dan ada talud Boulevard rusak.
"Tidak hanya di wilayah pesisir ada yang rusak, ada juga satu rumah warga yang tertimpa pohon, dan korban sudah dalam penanganan pihak RS," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Sangihe Rivo Pudihang saat dihubungi tribun manado via telpon.
Lanjutnya, berapa banyak kerusakan yang dialami warga, dia juga belum dapat memastikan, karena katanya untuk laporan dari pulau-pulau belum masuk.
"Jumlah finalnya belum dapat dipastikan," tambahnya.
Terkait dengan kerusakan yang terjadi, dia mengatakan saat ini sudah ada bantuan-bantuan disalurkan pada warga.
"Bantuan sudah disalurkan pada warga, sementara untuk talud yang rusak, sementara kita gunakan ratusan karung yang diisi oleh pasir dijadikan talud pantai," tambahnya.
Sebagai instansi yang berkompoten, mengantisipasi jangan sampai ada korban, pihaknya terus menghimbau pada masyarakat untuk lebih berhati-hati.
"Terlebih daerah yang rawan bencana, seperti nelayan, jika ombak besar kiranya urungkan dulu niat, bagi di daerah tebing juga harus memperhatikan kondisi lingkungan, serta di bantaran sungai," himbaunya.
Terpisah, sekretris daerah Edwin Roring juga menhimbau kepada masyarakat, kerika cuaca buruk melanda Sangihe, tentunya harus tingkatkan kewaspadaan.
"Seperti daerah di pinggir pantai waspada air pasang, sementara untuk dataran tinggi waspada longsor. Karena daerah kita sebagai wilayah rawan bencana, sehingga sudah banyak pengalaman jadi harus waspada," tutup Roring.