Adriani Memilih Jalani Perawatan di Rumah Sakit Setelah Satu Per Satu Temannya Meregang Nyawa
Adriani adalah satu dari enam korban miras oplosan maut Jumat sore itu. Namun bila dibanding dengan lima temannya, Adriani lah yang paling beruntung.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Tak banyak yang bisa dilakukan Adriani, Jumat (13/7/2018) sore kemarin selain hanya tergolek lemas di ranjang perawatan IGD RSUD dr HM Ansari Saleh Banjarmasin.
Didampingi sang istri, Adriani yang menggunakan alat bantu pernapasan, sore itu hanya nampak menatap kosong ke langit-langit ruangan.
Sesekali ia juga mencoba memejamkan matanya, guna mengusir rasa khawatir dan pusing saat itu.
"Iya, masih pusing," kata Adriani lirih.
Pengalaman yang dialaminya Kamis (12/7/2018), menjadi pelajaran berharga bagi Adriani.
Baca: Mengenal Kusuo Kobayashi, Yakuza Jepang Sekaligus Bodyguard Presiden Soekarno Tahun 1958
Terlebih dengan kebiasaannya yang selama ini kerap menenggak miras oplosan.
Adriani adalah satu dari enam korban miras oplosan maut Jumat sore itu. Namun bila dibanding dengan lima temannya, Adriani lah yang paling beruntung.
Sebab, ia masih diberi kesempatan menjalani hidup lantaran telah lolos dari ganasnya miras oplosan tersebut.
Adriani mengaku sebelumnya tidak menampik telah menenggak miras oplosan bersama lima temannya yang lain, Kamis (12/7/2018) siang.
Namun pekerja di kawasan Komplek Bunyamin Kecamatan Kertakhanyar, Kabupaten Banjar siang itu, mengaku tidak begitu banyak meminum oplosan 'Gaduk' dengan air putih tersebut.
"Sedikit aja. Itu pun sambil bekerja dari pukul 10.00 sampai 11.30 Wita, bukan duduk rame-rame," ujarnya.
Namun Adriani yang saat itu mengeluhkan rasa pusing dan mual, memilih pulang lebih awal ke rumahnya.
Baca: Rudi Alamsyah Batal Ajukan Banding Atas Vonis Hukuman Seumur Hidup, Dia Tewas Gantung Diri
Ia juga mengaku sempat menenggak susu beruang, sebagai penawar racun yang ada di tubuhnya.
"Kami minum dari pukul 10.00 sampai 11.30. Setelah itu saya pulang, dan tidak tahu lagi," ungkapnya.