Ketua RW Tak Menyangka Suami Istri Penjual Kue Itu Terlibat Jaringan Teroris
Pasangan suami istri yang menyerang Polres Indramayu menggunakan bom panci dikenal sebagai sosok yang terbuka dan suka bergaul dengan warga sekitar.
Editor: Dewi Agustina
PASANGAN suami istri yang menyerang Polres Indramayu menggunakan bom panci dikenal sebagai sosok yang terbuka dan suka bergaul dengan warga sekitar.
"Orangnya baik-baik semua, nggak ada masalah," ujar Taeli, Ketua RW 26, Desa Jatibarang Baru, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (16/7/2018).
Ia mengatakan, sehari-hari GL bekerja sebagai penjual kue di pasar.
Tarli mengaku tak menyangka kedua pasangan suami istri itu terlibat jaringan teroris.
Selain pasangan suami istri GL dan AN, Densus 88 Antiteror juga menangkap lima terduga teroris lainnya yaitu RS, AS, II, MN, dan MK.
Densus 88 mengamankan sejumlah barang bukti dari masing-masing rumah para terduga teroris itu.
Baca: Suami Istri Gagal Meledakkan Bom Panci di Mapolres Indramayu
Dari rumah terduga teroris berinisial AS di Desa Cipancuh, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, petugas mengamankan 100 kilogram black powder, 50 kilogram potasium, satu unit mobil tua yang diduga akan digunakan sebagai bom mobil, kotak besi yang diduga akan digunakan sebagai casing bom, satu buah saklar pemicu, dan lainnya.
Sedang bengkel motor milik AS di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti lainnya.
Di antaranya, satu bom molotov siap pakai, berbagai senjata tajam, ketapel, peralatan yang diduga untuk membuat bom, dan lainnya.
"Tujuh terduga teroris itu diduga akan melakukan amaliah," kata Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto.
Menurut Kapolda, GL sempat membuang barang bukti ke sungai dan areal persawahan. Hal itu, menurut Agung, dilakukan untuk menghilangkan jejak dari kejaran petugas.
Baca: Gempa 4,8 SR Guncang Bali, Getarannya Terasa hingga ke Gianyar dan Sanur
Agung juga memastikan seluruh barang bukti yang dibuang itu sudah diamankan.
"Semuanya sudah dibawa petugas Jihandak Satbrimob Polda Jabar," ujar Agung Budi Maryoto.
Kapolda mengaku belum bisa memastikan motif GL dan AN menyerang Polres Indramayu.
"Masih didalami, saat ini belum bisa berkomentar banyak," katanya.
Dilihat dari track record (rekam jejak) kelompok JAD, sasaran aksi amaliyah mereka adalah kalangan yang tidak sepaham.
"Terutamanya para anggota kepolisian," ujar Agung Budi Maryoto. (tribunjabar/mam)