Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata Masih Banyak Warga Yogya yang Masih Buang Sampah di Sungai

Perilaku membuang sampah di sungai rupanya masih banyak terjadi di Kota Yogyakarta.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Ternyata Masih Banyak Warga Yogya yang Masih Buang Sampah di Sungai
Tribun Jogja/ Bramasto Adhy
Warga memancing di aliran Kali Code, Bintaran, Yogyakarta, Senin (30/7/2018). Berkurangnya debit air di aliran Kali Code membuat banyak sampah yang menggenang. 

Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA- Perilaku membuang sampah di sungai rupanya masih banyak terjadi di Kota Yogyakarta.

Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup, Pieter Lawoasal mengatakan sampah yang dibuang di sungai justru meningkat.

Dinas Lingkungan Hidup memiliki 40 petugas teknis yang membersihkan sampah sungai.

Petugas tersebut dibagi di empat sungai besar di Kota Yogyakarta, yaitu Sungai Code, Sungai Manunggal, Sungai Gajah Wong dan Sungai Winongo.

"Kita punya namanya ulu-ulu, kita bagi di empat sungai besar, jadi masing-masing 10. Dulu sekitar 12 karung saja, sekarang bisa mencapai 30 karung per hari dari empat sungai itu," kata Pieter saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (30/7/2018).

Ia mengungkapkan sampah yang paling dominan adalah diapers, bahkan kasur pun dibuang di sungai.

Berita Rekomendasi

Dari empat sungai besar itu, Sungai Code menjadi yang paling menyumbang sampah terbesar.

"Jadi ada yang buang kasur masih bagus-bagus itu, kemudian ditelusuri, tenyata ada yang meninggal. Jadi bekasnya itu kemudian dibuang. Sungai kan ada tiang-tiangnya, kalau nyangkut kan bisa menyumbat jadinya," ungkapnya.

Tidak hanya sekedar membersihkan sungai, ulu-ulu juga diminta untuk selalu memberi edukasi kepada masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah di sungai.

Kepala Seksi Penataan dan Pemantauan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup mengatakan empat sungai besar di Kota Yogyakarta sudah mengalami pencemaran.

Mengacu pada Pergub No 20 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan dan Pengendalian Pencemaran Air ada 17 parameter yang digunakan.

"Kalau kabar baiknya, angka Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut masih di atas. Artinya ya masih bagus. Tetapi Biological Oxygen Demand (BOD) jelek. BOD itu untuk mengukur proses biologis khususnya mikroorganisme di dalam air," kata Galih.

Dari keempat sungai tersebut menurut data semua tercemar, hal itu disebabkan oleh sampah yang dibuang ke sungai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas