Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter Belum Bisa Masukkan Usus Bayi yang keluar dari Dinding Perut

Bayi tersebut hingga kini masih dirawat intensif di RS Doris Sylvanus di ruang perawatan bayi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dokter Belum Bisa Masukkan Usus Bayi yang keluar dari Dinding Perut
banjarmasin post group/ faturahman
Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar (tengah) Ahli Forensik dr Ricka Zaluchu (kiri) dan Humas RS Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Theodorus Sapta Atmadja (kanan) saat memberikan ketarangan soal bayi yang dirawat di RS 

Laporan Wartawan Banjarmasin Post Faturahman


TRIBUNNEWS.COM,  PALANGKARAYA -
Petugas medis RS Doris Sylvanus, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, hingga ,Jumat (10/8/2018) masih berjuang untuk menyelamatkan bayi lelaki yang dibuang ibunya di semak belakang rumahnya di Jalan G Obos XXVII Palangkaraya,dan ditemukan warga, Kamis (9/8/2018) kini memburuk.

Bayi tersebut hingga kini masih dirawat intensif di RS Doris Sylvanus di ruang perawatan bayi, namun kondisinya terus memburuk dan harapan hidupnya kecil.

Namun pihak RS akan maksimal untuk melakukan pertolongan.

Plt Wakil Direktur RS Doris Sylvanus, Palangkaraya bidang Pendidikan dan Kemitraan, dr Theodorus Sapta Atmadja, mengatakan, bayi yang mereka tangani masih dalam tahap pemulihan, meski kondisinya saat ini memburuk.

Kabid Diklit-SDM-Humas RS Doris Sylvanus Palangkaraya ini juga mengungkapkan, pihaknya belum bisa melakukan operasi untuk memasukkan usus bayi yang keluar dari dinding perutnya, karena kondisi bayi yang belum stabil.

"Kami tidak berani mengambil tindakan operasi karena sangat tidak memungkinkan dalam kondisi bayi yang belum stabil dan sangat mengkhawatirkan, meski saat ini tim dokter sudah siap melakukan operasi," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Meski semua tindakan penyelamatan ditanggung RS, namun rencana melakukan operasi terhadap bayi tersebut oleh tim bedah dan dokter anak dibatalkan, karena kondisi tidak memungkinkan.

"HB nya 8,4 kemudian angka lekosit tinggi menandakan ada infeksi di tubuh bayi, sangat beresiko jika dilakukan opersi, sehingga kami putuskan untuk merawatnya secara intensif hingga kondisinya stabil," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas