Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanaman Padi Seluas 115 Hektar di Kendal Mengalami Kekeringan

Dampak kemarau panjang yang saat ini terjadi mulai dirasakan oleh petani padi di Kabupaten Kendal.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Tanaman Padi Seluas 115 Hektar di Kendal Mengalami Kekeringan
Tribunlampung/dedi sutomo
sawah kekeringan Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Ada 457,5 Hektare Sawah di Lampung Selatan yang Terancam Gagal Panen Akibat Kekeringan, http://lampung.tribunnews.com/2018/08/10/ada-4575-hektare-sawah-di-lampung-selatan-yang-terancam-gagal-panen-akibat-kekeringan. Penulis: Dedi Sutomo Editor: teguh_prasetyo 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto

TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Dampak kemarau panjang yang saat ini terjadi mulai dirasakan oleh petani padi di Kabupaten Kendal.

Sebanyak 115 hektar lahan yang sedang ditanami padi di dua kecamatan, sudah mengalami kekeringan. Bahkan, tanahnya sudah terlihat retak-retak.

Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Kendal, Wuryanto mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kekeringan dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Gemuh.

"Yang dilaporkan adanya kekeringan yakni adalah sawah tanaman padi dan tanaman palawija," ujarnya, Selasa (14/8/2018).

Ia mencertikan, kekeringan yang melanda sawah para petani itu dikarenakan saluran iringasi sudah mengering.

"Untuk mendapatkan air, para petani melakukan penyedotan air dengan mesin pompa dari sungai maupun mengambil air dari sumur yang letaknya tak jauh dari sawah," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Di sisi lainnya, kemarau juga membuat empat desa di Kecamatan Patebon mengalami kesulitan mendapat air bersih.

Untuk mendapatkan air bersih, para warga harus mengantre di sumur milik Lapas Terbuka Kendal, di Desa Wonosari, Patebon.

Seorang penjaga sumur tersebut, Rohanah menuturkan, para warga sudah banyak mengantre untuk mendapatkan air bersih sejak tiga bulan terakhir.

"Setiap jerigennya warga dikenai harga Rp 500 untuk ganti uang listrik pompa penyedot air," terangnya.

Ia menambahkan, empat desa yang sering mengambil air di sumur itu adalah warga Desa Bangunsari, Wonosari, Kartikajaya dan Desa Kumpulrejo.

Hal itu dikarenakan sumur milik warga empat desa tersebut sudah mengering dan airnya berubah jadi kuning.

"Ada juga warga yang mengambil air di sini kemudian dijual lagi ke warga lainnya yang masih satu desa. Agar para warga desa lainnya tidak perlu mengantre di sini," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas