Polisi Beber Fakta Penting Terkait Jatuhnya Korban Pesta Miras
Korban M. Fendi Pradana (19) meracik miras oplosan berupa minuman arak dengan Vodka
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Ahmad Zaimul Haq
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Puluhan korban Minuman Keras (Miras) oplosan yang merenggut tiga korban jiwa di Gresik diduga berpesta selama dua hari.
Informasi dari kepolisian saat itu sejumlah pemuda usai menonton pertandingan sepak bola menggelar pesta Miras oplosan di lapangan Hulaan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, Kamis (16/8/2018) kemarin.
Korban M. Fendi Pradana (19) meracik miras oplosan berupa arak dan Vodka.
Kemudian, korban Fendi bersama temannya sekitar enam orang pindah tempat untuk minum Miras ke telaga desa sekitar 300 meter dari warung Solikan warga setempat pada Jumat (17/8/2018) sekira pukul 09.00 WIB.
Di lokasi keempat mereka pindah tempat di warung Sukis sekitar 500 meter.
Kemudian, mereka menghentikan pesta miras oplosan ini ketika sebelum salat Jumat pukul 11.00 WIB.
Baca: Pejalan Kaki Tewas Ditabrak Mobil Alya
Para korban kemudian pulang ke rumahnya masing-masing.
Korban Fendi mengeluh sakit perut, mual dan muntah serta pengelihatan kabur, pada Sabtu (18/8/2018) sekira pukul 22.00 WIB.
Korban dibawa oleh pihak keluarga ke Rumah Sakit BDH namun tidak lama dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Korban dinyatakan meninggal pada Minggu (19/8).
Terpisah dihari yang sama korban Andik Kristanto mengeluh gejala yang sama dibawa Rumah Sakit Islam Benowo pukul 23.00 WIB. Nahas, korban dinyatakan meninggal subuh pukul 05.00 WIB.
Korban ketiga, Riko Yakub (23) dibawa ke rumah sakit Surya Medika Laban pukul 03.00 WIB. Korban dinyatakan meninggal pukul 06.00 WIB.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera bersama Polres Gresik telah berada di lokasi untuk mencari barang bukti petunjuk serta sejumlah saksi untuk mengungkap kasus kasus miras oplosan maut ini.
"Masih dilakukan pemeriksaan terhadap barang bukti berupa sisa miras oplosan dan makanan untuk melakukan cek laboratorium kandungan racun dalam tubuh korban," ucapnya.
Polisi sempat terkendala penyelidikan lantaran pihak keluarga enggan dilakukan otopsi terhadap jenazah para korban.
"Adapun korban selamat masih dirawat di RSUD dr Soetomo," kata Barung,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.