Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah Empat Hari Gas Elpiji 3 Kg Langka di Pamekasan Madura, Warga Kebingungan

Sejak empat hari belakangan ini masyarakat Pamekasan, Madura, mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 Kg.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sudah Empat Hari Gas Elpiji 3 Kg Langka di Pamekasan Madura, Warga Kebingungan
WARTA KOTA/BUDI SAM LAUW
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Sejak empat hari belakangan ini masyarakat Pamekasan, Madura, mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 Kg.

Sejumlah toko dan warung yang selama ini menyediakan elpiji, menyatakan tidak memiliki stok tabung elpiji.

Sulitnya elpiji ini membuat warga keliling mencari toko dan warung yang menjual elpiji. Namun, warga dibuat kecewa karena elpiji tabung melon ini sepertinya menghilang dari pasaran.

Warga tidak mengerti apakah menghilangnya elpiji ini, terjadi pengurangan pengiriman dari Pertamina atau terdapat hal lain.

Seperti yang diungkapkan Maryamah (40), warga Kelurahan Kowel, Kecamatan Kota, Pamekasan, Selasa (4/9/2018).

Ibu tiga anak ini mengaku sejak tiga hari ke sana kemari mencari tabung elpiji 3 kg, namun kesulitan. Padahal, elpiji itu dibutuhkan untuk keperluan masak di rumahnya.

“Saya baru dapat elpiji ini dari tempat jauh, setelah saya keliling seharian dari pagi hingga sore. Harganya sih, tetap seperti sebelumnya Rp 18.000, tapi sulitnya itu yang membuat saya resah."

Berita Rekomendasi

"Saya pergi ke warung dan toko yang biasa saya membeli elpiji, di tempat itu juga tidak ada, tinggal tumpukan tabungnya yang kosong,” kata Maryamah.

Kasubag Sumber Daya Alam (SDA) Bagian Perekonomian Pemkab Pamekasan, Mohammad Sadik, yang dimintai konfirmasinya menyatakan, terjadinya kelangkaan elpiji di pasaran saat ini, bukan karena elpiji itu kosong, namun terdapat kesalahan dalam pendistribusian elpiji, terutama dari pangkalan ke agen dan konsumen.

Dikatakan, salah satu faktor sulitnya masyarakat mendapatakan elpiji ini, di antaranya terdapat pangkalan resmi yang ingin meraih keuntungan dengan tidak memasang papan nama pangkalan dan tidak mencantumkan haraga elpiji.

Selain itu, ada juga armada milik pangkalan elpiji itu menjual di luar kontrol dengan memanfaatkan kelebihan persediaan pasokan elpiji.

Dijelaskan, sampai saat ini tidak ada pengurangan pengiriman elpiji dari Pertamina, malah ada penambahan. Namun nyatanya, warga masih kesulitan mendapatkan elpiji.

“Kami menemukan pangkalan elpiji itu mengirim dan mengedarakan elpiji ke pelosok desa yang seharusnya tidak dilakukan."

"Bahkan, dijual hingga ke luar kabupaten, sehingga ini menyebabkan menghilangnya elpiji di pasaran di Pamekasan,” papar Mohammad Sadik.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas