Rencana Lepas Lele 10 Ton dan Gelar Mancing Bareng di Selokan Mataram Dapat Penolakan, Ini Alasannya
Kegiatan pelepasan 10 ton lele di Selokan Mataram dan mancing gratis yang diinisiasi oleh Relawan Jokowi - KH Ma'ruf Amin ditolak komunitas SoGo PeLus
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kegiatan pelepasan 10 ton lele di Selokan Mataram dan mancing gratis yang diinisiasi oleh Relawan Jokowi - KH Ma'ruf Amin Untuk Kemuliaan Indonesia (REJOMULIA) besok Minggu (9/9/2018) mendapat penolakan dari Masyarakat Pecinta Sungai yang tergabung dalam Solidaritas Gotong Royong Peduli Lingkungan Sungai (SoGo PeLus).
Bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan SoGo PeLus menganggap ikan yang lele yang disebar dapat merusak ekosistem di Selokan Mataram.
Mengingat ikan lele yang dilepas termasuk dalam jenis invasif yang dapat merusak lingkungan.
Bagian Divisi Advokasi Forest, Hanif Kurniawan mengatakan, koalisi masyarakat yang terdiri dari Wild Water Indonesia Yogyakarta (WWI), Forum Edukasi Satwa dan Tumbuhan (Forest), Morey Eel Indonesia (MEI) menilai pelepasan lele sejumlah 10 ton terdapat jenis ikan lele dumbo, di mana jenis lele dumbo itu dapat merusak ekosistem di Selokan Mataram.
Hal itu merujuk ketentuan Permen KP No. 41 Tahun 2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam Wilayah Negara Repubik Indonesia.
Selain itu diperkuat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam buku Jenis Ikan Introduksi dan Invasif Asing di Indonesia yang menyebut bahwa Clarias Gariepinus atau di Indonesia lebih dikenal sebagai lele dumbo termasuk Ikan Introduksi dan Invasif Asing.
"Melihat hal itu, maka kegiatan pelepas liaran 10 ton lele dumbo di ekosistem Selokan Mataram sudah sepantasnya kita tolak" katanya, Jumat (7/9/2018).
Lebih lanjut, mengacu dari sejumlah sumber pula, lele jenis dumbo merupakan jenis ikan introduksi dan termasuk invasif asing.
Selain itu, berkaca dari kasus di Sulawesi Selatan akibat lepas liaran ikan nila dan ikan mas telah menyebabkan punahnya ikan moncong bebek di Danau Poso dan Danau Lindu.
Tak hanya itu, ikan batak juga tergusur oleh Nila dan Ikan Mas di Danau Toba.
"Pengalaman buruk di Sumatra dan Sulawesi ini tentu tidak harus ditiru di DIY yang istimewa ini hanya demi ikan lele dumbo. Karena itu jelas merupakan pencemaran dan perusakan lingkungan," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jendral (Sekjen) REJOMULIA, Andreas Andi Bayu mengatakan bahwa pihaknya telah menemui Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) DIY terkait pelepasan lele sejumlah 10 ton di Selokan Mataram.
Bahkan untuk lele yang akan disebar telah menjalani pemeriksaan dari pihak BKIPM.
"Kami sudah bertemu dengan BKIPM dan tadi siang sudah dicek juga untuk ikan yang akan kami tebar tidak dilarang, jadi tidak ada masalah," katanya.
Disinggung terkait asal usul dan jenis lele, diungkapkannya bahwa untuk jenis lele yang akan dilepas besok Minggu berasal dari tempat budidaya lele lokal.
Mengenai lele yang tergolong invasif dan dapat merusak ekosistem sungai, Andreas menjelaskan bahwa Selokan Mataram bukanlah sungai dan sebelumnya banyak orang yang memancing di selokan tersebut.
"Yang akan disebar itu lele dari peternakan, dan sudah memenuhi standart untuk dilepas liarkan. Kalau masalah merusak ekosistem sungai, Selokan Mataram kan saluran irigasi biasa dan selama ini sering digunakan untuk mancing. Artinya ada aktivitas keluar masuk ikan di sana, mungkin mereka kurang paham," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.