Ada 56 Siswa dekat Dolly Suka Nyilet Lengan Sendiri, Risma Langsung Ambil Tindakan
Meski sudah 4 tahun tutup, eks lokalisasi Dolly masih menyisakan masalah, antara lain banyak siswa SMP bermasalah sampai suka menyilet lengan sendiri.
Editor: Januar Adi Sagita
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lokalisasi Dolly sudah sekitar empat tahun ditutup Pemkot Surabaya.
Namun, dampak kegiatan masa lalu Dolly masih membekas sampai sekarang, meski Pemkot Surabaya sudah berupaya sedemikian keras untuk mengubahnya.
Satu dampak negatif Dolly adalah masalah psikologis yang diderita puluhan siswa sebuah SMP negeri di sekitar kawasan itu.
Masalah itu adalah ditemukannya 56 siswa yang suka menyilet lengannya sendiri.
Tak pelak, urusan ini langsung mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Senin (10/9/2018) pagi, Risma bersama stafnya mengunjungi sekolah itu dan memberikan banyak wejangan.
Kedatangan Risma di sekolah itu juta untuk memberikan motivasi dan penghargaan bagi siswa berprestasi.
Menurutnya, motivasi dan memberikan semangat ini penting agar anak-anak di sekolah yang dekat dengan eks lokalisasi itu bisa kembali ke jalan yang benar.
"Jadi ini masalahnya sama untuk sekolah yang dekat lokalisasi. Jadi dia punya masalah di rumah, impact nya ke anak-anak ini dan yang lain lalu timbul empati," kata Risma.
Kejadian serupa dikatakan Risma bukan kali ini saja terjadi. Namun saat Risma akan menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, ia banyak menemukan anak-anak yang memiliki masalah di rumah dan membuat beban saat di sekolah.
Sehingga tak jarang anak-anak memiliki perilaku yang menyimpang di bandingkan anak-anak yang tinggal di lingkungan keluarga normal.
"Sampai ada 22 siswa itu yang pingsan saat saya bicara dengan mereka, " kenang Risma.