Relawan Temukan Cangkul dan Kampak di Lokasi Kebakaran Hutan, Pemiliknya Misterius
Temuan alat pertanian di sekitar lokasi kebakaran pun belum cukup membuktikan kebakaran itu terjadi karena ulah oknum yang ingin membuka lahan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO - Kebakaran yang melanda kawasan hutan Gunung Sindoro termasuk kejadian paling parah.
Kebakaran yang bermula dari area Petak 7B area Perhutani itu meluas hingga menghanguskan ratusan hektar lahan hutan.
Relawan justru menemukan kejanggalan saat memadamkan api. Mereka menemukan sejumlah alat pertanian yang tertinggal di lokasi kebakaran.
Usai bertugas memadamkan api, relawan membawa alat-alat pertanian yang ditemukan di lokasi kebakaran berupa dua kapak, dua cangkul dan perlengkapan makan lantas disita oleh jajaran Polsek Kejajar.
Hari sebelumnya, di titik lain, relawan juga menemukan sejumlah alat pertanian berupa cangkul, kapak dan linggis.
Bripka Irawan dari Provos Polsek Kejajar Wonosobo mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kebakaran.
Tetapi alat-alat pertanian yang ditemukan relawan itu disita oleh pihaknya sebagai barang bukti. Selanjutnya, Unit Reskrim Polres akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengusut kasus tersebut.
"Barang bukti ini kami amankan dulu, nanti ditangani Unit Reskrim,"katanya
Kebakaran hutan bisa terjadi alamiah maupun ulah manusia. Pihaknya pun belum bisa memastikan penyebab kebakaran apakah terjadi alami atau disengaja karena ulah manusia.
Temuan alat pertanian di sekitar lokasi kebakaran pun belum cukup membuktikan kebakaran itu terjadi karena ulah oknum yang ingin membuka lahan di area hutan.
Dalam penyelidikan nanti, polisi juga akan menelusuri identitas pemilik alat pertanian untuk mengungkap kasus tersebut.
"Nanti mungkin dimana titik hutan itu terbakar akan diselidiki,"katanya
Lepas dari itu, Irawan mengimbau kepada warga agar arif dalam memanfaatkan lahan hutan. Warga yang ingin membukan lahan sebaiknya menggunakan cara manual yang ramah lingkungan. Bukan dengan cara membakar yang bisa mengancam ekosistem hutan serta merugikan banyak pihak.