Ibu yang Melahirkan Bayi Bermata Satu Masih Terbaring di RS, Ayah Bayi Tenangkan Diri di Rumah
Jenazah bayi pasangan Surianti dan Tatan tersebut sudah dikebumikan pada Jumat (13/9/2018) sekitar pukul 02.00 WIB, tak lama pascadinyatakan meninggal
Editor: Eko Sutriyanto
Hal ini terlihat saat Surianti masih bisa tersenyum ketika dijenguk kerabatnya.
"Sehat kak, tapi begini lah," sahut Surianti.
Tribun Medan mencoba berkomunikasi dengan Surianti.
Namun, ia masih menutup diri dan tidak bersedia berkomentar apapun.
Baca: 5 Fakta Bayi Lahir Mata Satu dan Tanpa Hidung di Mandailing Natal, Bertahan Hidup hanya 8 Jam
"Sudah lah, jangan ditanya-tanya dulu. Kasihan dia, baru kena musibah. Sudah lah ya, mohon dimengerti," ujar seorang perempuan yang pada saat itu berada ruang rawat yang sama dengan Surianti.
Di sekitar rumah sakit, seorang perawat perempuan menyempatkan diri berbincang dengan Tribun Medan.
Ia mengatakan, dokter yang menangani kelahiran Surianti pada Kamis (13/9/2018) lalu adalah Dhito Athos P Daulay, seorang dokter spesialis penyakit anak.
Namun, Dhito tidak berada di rumah sakit saat itu.
Ia juga tidak ditemukan di tempat praktiknya yang berada tepat di samping RSUD Panyabungan.
Perawat tersebut bercerita bahwa kelainan pada bayi yang dikandung Surianti telah diprediksi sejak jauh hari.
Saat masih sekitar tujuh bulan, Surianti sempat memeriksakan kandungannya ke RSUD Panyabungan.
"Saat itu diketahui ada kelainan pada bayinya. Ada kelainan di kepala. Jadi dulu sempat dianjurkan untuk melahirkan di rumah sakit di Medan. Tapi mungkin ada alasan lain sehingga ibu itu memilih tetap melahirkan di sini," katanya.
Setelah melihat kondisi sang ibu di rumah sakit, Tribun Medan mencoba menemui sang ayah, Tatan, di kediamannya.
Surianti dan keluarga mengontrak rumah sederhana di Kelurahan Kayu Jati, Panyabungan, Mandailing Natal.